Politik

Pilgub Jatim Berpotensi Tiga Poros, PDIP Dekati PKB Minta Kursi Gubernur

Jakarta, Deras.id – Bursa calon gubernur menjelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur tidak lagi statis. Bila sebelumnya relatif hanya nama Khofifah Indar Parawansa yang paling banyak disebut, kini situasinya mulai berubah cukup dinamis.

Pengamat politik Universitas Trunojoyo Madura Surokum Abdussalam menilai, secara umum saat ini setidaknya sudah terbentuk dua koalisi, yaitu koalisi Khofifah dan non-Khofifah. Dia bahkan melihat kemungkinan adanya tiga poros koalisi di Pilgub Jatim lantaran PKB memenuhi syarat mengusung calon sendiri tanpa berkoalisi.

Di sisi lain, PDIP mulai mempertimbangkan opsi lain setelah Khofifah menolak kader PDIP sebagai calon wakilnya. Namun upaya PDIP mendapatkan mitra koalisi yang cocok dan basis suara yang cukup masih menjadi tantangan. Ini lantaran banyaknya partai yang mendukung Khofifah.

“Sehingga kalau PDIP tidak mendapatkan jatah wakil gubernur, ya sepertinya akan membangun poros perlawanan juga dan itu artinya akan ada 3 poros, tapi kalau nanti kemudian PDIP mau bergabung dengan PKB, wah tambah seru karena memang dua kekuatan tradisional di Jawa Timur memang kekuatan religius nasionalis itu akan lebih mudah direpresentasikan PKB dan PDIP,” kata Surokim.

Surokim menilai, PKB memiliki suara legislatif yang lebih tinggi tentu ingin menjadi gubernur namun masih banyak kader yang belum mumpuni untuk memimpin Jawa Timur ke depan. Dia menduga, PKB ingin mendorong Kiai Marzuki atau Ida Fauziyah di Jawa Timur, namun belum memiliki elektabilitas yang sangat kuat.

PDIP punya Tri Rismaharani yang masih memiliki pengaruh kuat di Jawa Timur. Risma memiliki elektabilitas lebih kuat bahkan melebihi nama Kiai Marzuki dan Ida Fauziyah. Karena itu PDIP menurutnya akan mendorong nama Risma sebagai calon gubernur dalam lobi-lobi dengan PKB.

“Jadi memang situasinya menurut saya akan tergantung dari komunikasi tokoh-tokoh elite di Jakarta. Kalau PKB akan bergantung dengan PDIP, tapi kalau mau jalan sendiri-sendiri, itu relatif lebih ringan. Tapi ya memang harus diakui tidak mudah mengalahkan incumbent dalam posisi saat ini karena kekuatan Khofifah lagi baik-baiknya di Jawa Timur, surplusnya banyak,” jelas Surokim.

Sebelumnya, PKB juga mengisyaratkan bakal membentuk poros baru untuk menantang petahana di Pilgub Jatim 2024 bersama sejumlah partai politik. Adapun nama-nama yang bakal diusung di PKB adalah mantan Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar.

Sekretaris DPW PKB Jatim Anik Maslachah juga mengaku, partainya sudah menjalin komunikasi dengan tiga partai di Jatim yaitu, PKS, NasDem dan Partai Ummat.

“Siapapun calon yang diusung oleh PKB mereka akan bersama-sama,” ucap Anik.

Anik mengatakan, peluang PKB untuk membentuk poros baru, salah satunya juga lantaran Khofifah sebagai petahana tidak mendaftar dalam penjaringan terbuka. Anik mengaku, sebetulnya PKB memberikan ruang kepada Khofifah untuk mendaftar.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Ketum PKB Muhaimin Iskandar beberapa waktu lalu terkait penjaringan terbuka kepada siapapun termasuk untuk Khofifah. “Tapi memang sampai detik ini belum mendaftar,” ujarnya.

Tidak hanya dengan PKS, Anik tidak memungkiri berkoalisi dengan PDIP usai PKB menyatakan dukungan untuk mengusung Ketua PWNU Jawa Timur, Marzuki Mustamar.

“Pasti welcome dan kami berharap tidak hanya dengan PDIP saja, tapi dengan partai lainnya yang rekomendasinya belum diturunkan pada calon tertentu, seperti Nasdem, PKS, partai non parlemen,” jelas Anik.

Sementara itu Ketua DPP PDIP Eriko Sotarduga mengatakan, partainya mulai berhitung untuk meninggalkan Khofifah dan melirik PKB di Jatim sebagai mitra koalisi. Eriko beralasan, PDIP melirik PKB karena perolehan suara kursi PKB adalah terbesar dan menguasai Pileg DPRD Jawa Timur.

“Kan pemenang di Jawa Timur sekarang PKB, periode lalu kami yang menang. Kalau sekarang, pemenang periode lalu dan periode sekarang bekerja sama, apa tidak boleh?” ungkap Eriko.

Eriko menjelaskan, PDIP Tengah menjaring aspirasi untuk mengusung kandidat di Jawa Timur, PDIP optimis bisa mengusung kader internal seperti mantan Wali Kota Surabaya atau mantan Bupati Banyuwangi, Anwar Annas.

Penulis: Fia l Editor: Muhibudin Kamali

Show More
Dapatkan berita terupdate dari Deras ID di:

Berita Terkait

Back to top button

Adblock Detected

Mohon Matikan AdBlock di Browser Anda, Untuk Menikmati Konten Kami