Berita

Petani Muda Binaan Program TEKAD “Fakatoto” Raup Jutaan Rupiah dari Budidaya Cabai

Seram Bagian Timur, Deras.is –Di Desa Lian Tasik, Kecamatan Siritau Wida Timur, Kabupaten Seram Bagian Timur, Maluku, kelompok tani muda Fakatoto telah berhasil menorehkan prestasi luar biasa. Berkat budidaya cabai, kelompok tani yang dibina oleh Program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (TEKAD) ini berhasil meraup jutaan rupiah dan menjadi inspirasi bagi banyak pemuda lainnya.

Setelah memperoleh dukungan dari Program TEKAD dengan bantuan dana bantuan untuk Program (Demonstrasi Plot) Demplot, kelompok ini berhasil mengubah lahan pertanian kecil menjadi sumber pendapatan yang menghasilkan puluhan juta rupiah. 

“Kami memulai tanpa pengetahuan yang cukup, tapi dengan tekad dan bimbingan dari program TEKAD, kami bisa berhasil,” kata Muliani Sengan, Ketua Kelompok Fakatoto, yang juga sekaligus Kader Desa Program TEKAD pada Kamis (3/10/2024).

Kelompok tani Fakatoto dibentuk pada 3 September 2021 oleh Muliani Sengan, seorang pemuda desa yang prihatin melihat banyak pemuda di desanya menganggur tanpa kegiatan produktif. Melihat situasi ini, Muliani berinisiatif untuk membentuk kelompok tani dengan mengajak pemuda lainnya untuk bergabung. Berbekal modal patungan dan lahan hibah dari salah satu anggota, mereka mulai menanam cabai sebagai komoditas utama.

Awalnya, kelompok Fakatoto terdiri dari 15 anggota, tetapi seiring waktu, hanya tersisa 10 orang yang masih bertahan. Menariknya, mayoritas anggota kelompok ini adalah perempuan muda berusia 20-30 tahun yang berlatar belakang pendidikan non-pertanian seperti Informatika, Ekonomi, dan Keguruan. Meski begitu, mereka berhasil menaklukkan tantangan bertani dengan semangat dan kerja keras.

Meskipun tanpa pengalaman bertani sebelumnya, anggota kelompok tani Fakatoto tak pernah menyerah. Mereka terus belajar dan beradaptasi, mulai dari pemilihan varietas cabai yang tepat hingga penggunaan teknik budidaya modern. Varietas cabai yang mereka pilih pun beragam, termasuk cabai rawit Baskara, Dewata, Sigantung, dan Aura, yang masing-masing memiliki karakteristik berbeda. Baskara dan Dewata, misalnya, dianggap paling produktif dan tahan hama, sementara Sigantung memiliki buah besar tetapi tidak tahan lama. Aura yang berbuah lebat kurang cocok untuk musim hujan karena rentan rusak.

Kelompok Fakatoto menerapkan teknik budidaya yang sangat terstruktur, dimulai dari metode persemaian dengan campuran tanah dan pupuk kandang, pemindahan bibit setelah 4-5 minggu, hingga pemupukan dengan TSP dan Urea untuk meningkatkan kualitas panen. Tanaman dirawat dengan teliti menggunakan mulsa untuk menjaga kelembapan dan mengurangi serangan hama. Hasil panen pertama pada usia 75-80 hari berhasil mengangkat nama kelompok tani Fakatoto di wilayahnya, dengan penjualan yang terus meningkat setiap musim panen.

Keberhasilan kelompok Fakatoto bukan hanya berdampak pada peningkatan ekonomi anggotanya, tetapi juga menjadi inspirasi bagi pemuda lain di desa tersebut. Melalui inovasi dan semangat yang tinggi, mereka berhasil menciptakan lapangan kerja baru, mengubah citra pertanian menjadi sektor yang menarik bagi generasi muda. Dukungan dari pemerintah desa dan Program TEKAD juga terus diupayakan agar bisa berkembang lebih jauh.

“Kami berharap apa yang kami lakukan dapat menginspirasi pemuda lain untuk tidak takut mencoba di sektor pertanian. Dengan dukungan yang tepat, kami percaya anak muda bisa berkontribusi besar dalam mewujudkan ketahanan pangan desa,” papar Muliani.

Keberhasilan ini menunjukkan bahwa dengan bimbingan dan fasilitas yang tepat, generasi muda bisa menjadi motor penggerak pembangunan ekonomi desa, menciptakan perubahan, serta memperkuat ketahanan pangan lokal. Kelompok tani Fakatoto kini menjadi simbol keberhasilan dan semangat anak muda dalam mengembangkan sektor pertanian di Seram Bagian Timur.

Penulis: Ifta l Editor: Saiful

Show More
Dapatkan berita terupdate dari Deras ID di:

Berita Terkait

Back to top button

Adblock Detected

Mohon Matikan AdBlock di Browser Anda, Untuk Menikmati Konten Kami