Jakarta, Deras.id – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bapenas), Suharso Monoarfa menyampaikan bahwa perubahan iklim diprediksi akan menimbulkan kerugian ekonomi Indonesia yang mencapai Rp544 triliun. Kerugian berasal dari penggenangan pesisir, kelangkaan air, kecelakaan kapal, penurunan produktivitas beras, serta peningkatan kasus penyakit sensitif.
“Diperkirakan dalam kurun 2020 hingga 2024 perubahan iklim itu akan menyebabkan kerugian ekonomi senilai Rp 544 triliun,” kata Suharso melalui akun YouTube Bappenas RI dikutip Deras.id, Rabu (23/8/2023).
Suharso mengatakan, berdasarkan data dari The Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) bahwa suhu rata-rata bumi terus mengalami peningkatan. Saat ini, diketahui suhu permukaan gelombang sudah mencapai di atas 1,09 derajat celcius kenaikannya dari pada periode 1850 ke 1900.
Suhu tersebut diprediksi akan terus mengalami peningkatan sebab produksi dari gas rumah kaca ke atmosfer terus berlanjut. Apabila kondisi tersebut dibiarkan, dapat memperburuk kondisi bumi. Meningkatnya suhu rata-rata bumi dapat menganggu sistem kehidupan.
“Meningkatnya suhu di atas satu setengah derajat celcius maka tentu saja seluruh sistemnya kehidupan akan terganggu, ketersediaan sumber daya air akan berkurang, potensi kekeringan tentu akan naik, dan dalam situasi seperti itu maka penyakit dan bencana alam mudah untuk hadir dan diperkirakan lebih dari 100 juta penduduk dunia akan miskin,” ungkap Suharso.
Kepedulian masyarakat dalam pembangunan berkelanjutan masih terdapat gap serta distance knowledge antara kekayaan alam yang dimiliki dengan masyarakat sekitar.
Suharso mengaku saat berkunjung ke salah satu wilayah di Nusa Tenggara Barat (NTB), terjadi abrasi karena hutan mangrove yang dapat memberikan perlindungan telah habis untuk dijadikan tanaman bonsai oleh masyarakat sekitar serta dijual dengan harga cukup tinggi. Abrasi tersebut mengakibatkan warga harus kehilangan tanah 4 meter setiap tahun.
Penulis: Risca l Editor: Rifai