Perayaan Hari Kemerdekaan, Sri Lanka Disebut Pemborosan Uang
Sri Lanka, Deras.id – Sri Lanka akan gelar perayaan 75 tahun hari kemerdekaan dari penjajahan Inggris. Peringatan tersebut mendapat protes dari masyarakat, pasalnya mereka menganggap hanya sebagai pemborosan uang.
“Mengingat inflasi, mengingat biaya yang meningkat, mengingat cara mata uang lokal terdevaluasi. Rakyat biasa Sri Lanka sedang berjuang untuk memenuhi kebutuhan dan pada saat seperti ini ketika anda mengadakan perayaan yang orang-orang dengar menghabiskan biaya ribuan dolar, mereka tidak senang,” kata Minelle Fernandez yang dikutip dari aljazeera.com, Sabtu (4/2/2023).
Kecaman itu muncul dari umat Buddha dan Kristen yang mengumumkan pemboikotan acara di Kolombo. Kegiatan tersebut dimeriahkan parade pasukan bersenjata di sepanjang lapangan terbuka di ibu kota.
Diketahui, Sri Lanka memperoleh kemerdekaan pada tahun 1948. Negara itu mengalami inflasi sejak tahun 2022 yang menuntut pemerintah menaikkan biaya hidup. Departemen Sensus dan Statistik mengatakan indeks harga konsumen nasional naik menjadi 70,2 persen dari sebelumnya sebesar 66,7 persen pada Juli.
“Presiden beberapa bulan lalu mencatat tentang langkah-langkah penghematan, tentang perlunya mempercepat ikatan kolektif negara untuk memastikan bahwa biaya diturunkan, dia memperingatkan tentang masa depan yang sulit,” tambahnya.
Disisi lain, Imam Katolik Cyril Gamini menyebut upacara tahun ini sebagai kejahatan dan pemborosan biaya. Ia tidak memaafkan pengeluaran uang publik untuk perayaan itu dan tidak ada imam yang menghadiri upacara tersebut.
“Kami bertanya kepada pemerintah kemerdekaan apa yang akan mereka rayakan dengan bangga yang menghabiskan 200 juta rupee ($ 548.000),” kata Gamini.
Penulis: Andre l Editor: Rea