Penyebab Orang Mudah Marah yang Wajib Kita Tahu
Jakarta, Deras.id – Marah merupakan respon alami dan naluriah terhadap ancaman. Respon marah ini diperlukan untuk kelangsungan hidup. Namun, kemarahan menjadi masalah ketika seseorang kesulitan mengendalikannya seperti mengatakan atau melakukan hal-hal yang berlebihan.
Kemarahan yang tidak terkendali berdampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental seseorang. Kemarahan juga dapat dengan cepat meningkat menjadi kekerasan verbal atau fisik yang dapat merugikan orang-orang di sekitar. Terdapat banyak hal yang dapat memicu kemarahan, seperti stres, masalah keluarga, dan masalah keuangan. Kemarahan sebenarnya bukanlah suatu gangguan mental. Namun, ia dapat mengindikasikan seseorang mempunyai masalah lain. Berikut adalah lima penyebab seseorang sulit mengendalikan marah:
- ADHD
Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) adalah gangguan perkembangan saraf yang ditandai dengan gejala-gejala seperti kurangnya perhatian, hiperaktif, dan atau impulsif. Gejala biasanya dimulai pada masa kanak-kanak dan berlanjut sepanjang hidup seseorang. Beberapa orang tidak terdiagnosis hingga usia dewasa, yang terkadang disebut sebagai ADHD dewasa.
Kemarahan dan temperamen yang pendek juga dapat terjadi pada orang-orang dari segala usia dengan ADHD. Gejala lainnya meliputi kegelisahan, masalah pemusatan perhatian, dan keterampilan manajemen waktu atau perencanaan yang buruk.
- Gangguan Bipolar
Gangguan bipolar adalah gangguan otak yang menyebabkan perubahan suasana hati seseorang secara dramatis. Perubahan suasana hati yang intens ini dapat berkisar dari mania hingga depresi, meskipun tidak semua orang dengan gangguan bipolar akan mengalami depresi.
Banyak orang dengan gangguan bipolar dapat mengalami periode kemarahan, mudah tersinggung, dan mengamuk. Selama episode marah, seseorang mungkin mengalami mudah gelisah, merasa euforia, memiliki pikiran yang berpacu, dan terlibat dalam perilaku impulsif atau sembrono. Sedangkan selama episode depresi, seseorang mungkin akan merasa sedih, putus asa, atau menangis; kehilangan minat pada hal-hal yang pernah dinikmati.
- Depresi
Kemarahan dapat menjadi gejala depresi. Hal ini ditandai dengan perasaan sedih dan kehilangan minat yang berlangsung selama, setidaknya, dua minggu. Orang dengan kondisi depresi dapat menekan kemarahannya atau juga melampiaskannya.
Intensitas dari kemarahan sendiri berbeda-beda setiap orang. Namun, jika seseorang mengalami depresi, hal lain yang mungkin juga dialaminya adalah mudah tersinggung, kehilangan energi, perasaan putus asa, dan pikiran untuk melukai diri sendiri atau bunuh diri.
- OCD
Obsessive compulsive disorder atau OCD adalah gangguan kecemasan yang ditandai dengan pikiran obsesif dan perilaku kompulsif. Seseorang dengan OCD memiliki pikiran, dorongan, atau gambaran yang tidak diinginkan dan mengganggu, yang mendorong mereka untuk melakukan sesuatu secara berulang.
Sebagai contoh, mereka mungkin melakukan ritual tertentu, seperti menghitung ke suatu angka atau mengulang kata atau frasa karena keyakinan irasional bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi jika mereka tidak melakukannya.
Sebuah studi menemukan bahwa kemarahan adalah gejala umum OCD. Hal ini memengaruhi sekitar setengah dari penderita OCD. Kemarahan dapat terjadi karena frustrasi dengan ketidakmampuan untuk mencegah pikiran obsesif dan perilaku kompulsif atau karena ada seseorang atau sesuatu yang mengganggu kemampuan penderita OCD untuk melakukan ritual.
- Alkohol
Meminum alkohol dapat meningkatkan agresi. Alkohol merupakan faktor yang berkontribusi pada sekitar setengah dari semua kejahatan kekerasan yang dilakukan di Amerika Serikat.
Penyalahgunaan alkohol, atau alkoholisme, mengacu pada mengonsumsi terlalu banyak alkohol sekaligus atau secara teratur. Alkohol mengganggu kemampuan seseorang untuk berpikir jernih dan membuat keputusan yang rasional. Hal ini memengaruhi kontrol impuls dan dapat mempersulit seseorang untuk mengendalikan emosi.
Penulis: Liz l Editor: Apr