Penjualan Senjata Israel Pecahkan Rekor, Indonesia Salah Satu Pembelinya
Jakarta, Deras.id – Israel menyatakan memecahkan rekor ekspor senjatanya pada 2023. Laporan Kementerian Pertahanan menyebutkan bahwa total ekspor senjata Israel mencapai USD13,1 miliar pada tahun 2022, meningkat sebesar USD500 juta dari tahun sebelumnya dan dua kali lipat jumlah ekspor dari lima tahun lalu.
Pengumumkan ini disampaikan ketika perang Israel di Gaza memasuki bulan kesembilan dan ketika militer negara itu terus dipasok dengan senjata Amerika senilai ratusan juta dolar.
Menurut Kementerian Pertahanan Israel, sepertiga penjualan terdiri atas rudal, roket, dan sistem pertahanan udara. Kontrak terbesar pada tahun 2023 adalah dengan Jerman, yang menandatangani kesepakatan untuk membeli sistem pertahanan udara jarak jauh Arrow 3 dengan harga sekitar USD4 miliar.
“Sementara industri kami terutama berfokus pada penyediaan kemampuan pertahanan untuk mendukung pasukan kami dan membela warga negara kami, mereka juga terus mengupayakan bidang kerja sama dan ekspor ke mitra internasional,” kata Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant dalam sebuah pernyataan.
Sekitar setengahnya, yaitu 48 persen, dari seluruh penjualan ditujukan ke kawasan Asia dan Pasifik, sementara Eropa menyumbang 35 persen penjualan, dan Amerika Utara menyumbang sembilan persen.
Langganan Indonesia
Indonesia merupakan salah satu negara pembeli senjata buatan Israel. Salah satu senjata yang dibeli adalah pesawat tanpa awak atau drone intai tempur. Drone Orbiter 2B tersebut telah memperkuat jajaran alat utama sistem pertahanan (alutsista) Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) TNI AU sejak 2022.
Bukan hanya itu, Indonesia mengimpor senjata dari Israel senilai USD1,32 juta atau setara Rp18,48 miliar (kurs Rp14 ribu per dolar AS) pada tahun 2021.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), impor senjata dari Israel meliputi tiga kode Harmonized System (HS). Pertama, kode HS 93011000. Kode ini meliputi senjata artileri, seperti senapan, mortir, dan meriam howitzer yang merupakan dominasi dari impor yang sebesar USD1,28 juta.
Kedua, kode HS 93051000 atau suku cadang dan aksesori revolver serta pistol. Nilainya tercatat sebesar USD3.756. Ketiga, kode HS 93059999 yang merupakan suku cadang dan aksesori revolver serta pistol heading 9302 dari kulit/tekstil lainnya mencapai USD41.091.
Impor senjata dari Israel paling banyak masuk pada Oktober 2020, yaitu senilai US$1,28 juta. Pada periode ini, pemerintah mendatangkan senjata yakni senjata artileri, meliputi senapan, mortir, dan meriam howitzer serta suku cadang, aksesori revolver dan pistol heading 9302.Ini berarti total nilai impor senjata Indonesia dari Israel setara dengan 0,32 persen dari total impor senjata Indonesia sepanjang 2020.