Jakarta, Deras.id – Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul M Jamiluddin Ritonga menyebutkan ada lima menteri yang layak untuk direshuffle. Pertama adalah Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim berdasarkan hasil dari Survei Center yang dilakukan mulai 25 Januari hingga 2 Februari 2023.
“Kalau merujuk hasil Survei Populi Center yang dilakukan 25 Januari hingga 2 Ferbuari 2023, ada lima menteri yang dikehendaki publik untuk diganti. Pertama, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim. Ada 16 persen responden yang menginginkannya diganti,” kata Jamil pada Rabu (8/3/2023).
Berikutnya adalah Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menkominfo Johnny G. Plate, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya.
“Dua, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, sebanyak 14,4 persen responden memintanya diganti. Tiga, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate, sebanyak 10,9 persen responden memintanya diganti,” terang Jamil.
“Empat, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, sebanyak 9,5 persen menghendakinya diganti. Lima, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, juga sebanyak 9,5 persen responden menginginkannya diganti,” imbuhnya.
Menurutnya hasil tersebut adalah jawaban dari sebagian publik berdasarjan kinerja yang selama ini dilakukan. Namun demikian, belum ada bocoran pasti kapan dan kepada siapa reshuffle akan dilakukan.
“Selain karena memang sebagian publik tidak menghendakinya, juga kinerjanya memang tidak menonjol. Karena itu, tidak ada alasan bagi Jokowi untuk tidak mereshufflenya,” ujar Jamil.
Hingga saat ini, kader Partai NasDem yang duduk di jajaran kabinet Jokowi. Jamil pun ragu tiga nama tersebut akan dicopot sekaligus dari jabatannya.
“Masalahnya, beranikah Jokowi mereshuffle Menteri dari NasDem? Jokowi kalaupun mereshuffle kabinetnya, tampaknya tidak akan mencopot semuanya,” tegas Jamil.
Tidak hanya itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia tengah menganalisa dan menyimpulkan bahwa reshuffle yang mungkin dilakjkan bertujuan untuk kepentingan politik menuju Pemilu 2024. Sampai saat ini, menurutnya rotasi paling besar tengah menyasar ke kader NasDem yang tengah dipimpin oleh Surya Paloh.
“Rotasi besar itu paling mungkin menyasar kader Nasdem, tetapi jika tidak terjhadi maka Nasdem sangat mungkin masih dalam kendali,” ucap Dedi di Jakarta pada Selasa (7/3/2023).
Sebelumnya, isu reshuffle kembali mencuat yang akan dilakukan Presiden Jokowi pada hari ini, Rabu Pon (8/3/2023). Kabar tersebut juga sempat heboh akan dilakukan pada Rabu Pon 1 Februari 2023. Kendati demikian, isu tersebut tidak terealisasikan.
Penulis: Fia l Editor: Ifta