Pemeriksaan Jemaah Tanpa Visa Diperketat Jelang Puncak Haji

Jakarta, Deras.id – Pemerintah Arab Saudi memperketat pemeriksaan terhadap jemaah haji, khususnya untuk mengidentifikasi jamaah yang menggunakan visa nonhaji. Oleh sebab itu, otoritas Arab Saudi menerbitkan kebijakan agar seluruh jamaah haji harus memiliki smart card.

“Jamaah yang tidak memiliki smart card, dilarang masuk ke Arafah, Muzdalifah, Mina (Armuzna), apa pun kedudukannya. Pemerintah Arab Saudi menyiapkan sanksi berat bagi para pihak yang melanggar,” kata Anggota Media Center Kementerian Agama, Widi Dwinanda dalam keterangannya dikutip Deras.id, Rabu (12/6/2024).

Puncak ibadah haji atau wukuf di Arafah akan dilaksanakan pada tanggal 9 Zulhijah  1445 H atau 15 Juni 2024. Menjelang pelaksanaan ibadah haji, kawasan Masjidil Haram di Kota Makkah kian padat.

Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 2024 mengingatkan kepada jamaah agar selalu membawa identitas pengenal sebagai jamaah haji selama di Tanah Suci. Identitas pengenal tersebut termasuk smart card, dibawa saat beraktivitas di luar hotel.

Apabila smart card hilang, segera melapor ke ketua regu. Laporan akan diteruskan secara berjenjang hingga ke maktab, kartu akan diganti, dan diberikan sebelum hari keberangkatan. Namun bila kartu hilang saat mepet waktu keberangkatan ke Arafah, maktab akan memberikan diskresi. Jemaah akan diperiksa secara manual.

“Antisipasi kalau jemaah belum punya kartu sampai dengan satu hari sebelum keberangkatan, maka maktab diperintahkan untuk mendata dan memitigasi anggota jemaah maktab yang belum punya kartu, hari itu juga akan diterbitkan kartunya,” tutur Direktur Layanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama, Subhan Cholid.

Total smart card yang dibagikan kepada jemaah mencapai 88 persen dari total kuota jemaah haji regular yang berjumlah 213.320 kuota. Sisanya belum mendapat smart card, kartu yang sudah dibagikan hilang atau tidak terbaca. Mengingat pentingnya smart card ini, jemaah diharapkan untuk menjaganya dengan hati-hati dan jangan sampai hilang.

“Kartu smart card tahun ini Arab Saudi menjadikan satu-satunya kunci untuk masuk ke Arafah karena pemegang kartu ini adalah jemaah yang betul-betul legal sesuai dengan ketentuan Pemerintah Arab Saudi. Oleh karena itu para jemaah mohon dirawat betul,” ucap Subhan.

“Kalau digantungkan takut jatuh, bisa dimasukkan ke tas paspor. Syukur-syukur bisa dicopy lalu copynya bisa dibawa ke mana-mana,” tambahnya.

Sebagai informasi, para jemaah haji harus memiliki dokumen utama, yakni paspor dan visa haji untuk bisa mengikuti wukuf di Arafah. Selain itu, jemaah haji harus memiliki smart card untuk masuk wilayah mashaer (Arafah, Muzdalifah, dan Mina). Syarat untuk membuat smart card  jemaah harus punya visa haji.

Penulis: Risca l Editor: Ifta

Exit mobile version