Jakarta, Deras.id – PDI Perjuangan menjadi sasaran kegeraman warganet pasca pencoretan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Berbagai pembelaan yang dilakukan partai berlambang Banteng Moncong Putih tersebut dinilai hanya sebagai upaya cuci tangan.
Kemarahan warganet mungkin wajar. Keputusan pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 setelah muncul sikap penolakan besar-besaran dari kader PDIP terhadap keikutsertaan Timnas Israel dalam putaran final Piala Dunia U-20 di Indonesia. Penolakan tersebut misalnya disampaikan Gubernur Bali I Wayan Koster dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Dalam unggahan di media sosial resminya PDI Perjuangan menyampaikan bahwa dalam pembagunan sepak bola Indonesia, PDI Perjuangan memiliki tekad yang sama untuk kemajuan sepak bola nasional. Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto juga menyesalkan pembatalan FIFA mengenai status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 yang rencananya akan digelar pertengahan Mei 2023 mendatang.
Unggahan tersebut mendapat respon kritik dari netizen yang meluapkan kemarahan dan kekecewaannya dalam kolom komentar. Netizen menganggap PDI Perjuangan terlalu sering cuci tangan dalam setiap pengambilan keputusannya yang blunder.
“Nyuci terussssss.. Masyarakat udah terlanjur tahu semua dan pemilu bentar lagi,” balas akun @yayatalnasyik dalam kolom komentar unggahan akun Instagram @pdiperjuangan, Jumat (31/3/2023).
“BANTENG BISA CUCI PIRING,” tulis akun @johan.chardo dengan nada satire dalam kolom komentar unggahan akun Instagram @pdiperjuangan.
Salah satu pengguna Instagram juga mencibir akun Instagram PDI Perjuangan ketika menyembunyikan komentar pedas yang disampaikan netizen dalam unggahannya tersebut.
“Dihhh komentar di hide (sembunyikan),” tulis akun @ndruchyat dalam kolom komentar unggahan akun Instagram @pdiperjuangan.
Komentar netizen lainnya menyayangkan atas sikap yang disampaikan PDI Perjuangan sehingga Piala Dunia U-20 batal diselenggarakan di Indonesia. Netizen beranggapan Indonesia dalam hal ini mengalami kerugian yang besar baik dari segi materil maupun pengembangan bibit muda sepak bola nasional yang langkahnya harus terhenti dari turnamen bergengsi tersebut.
“Rugi triliunan dan mengorbankan rakyat kecil itu filosofi Bung Karno kah?, Mikir makanya sebelum berbicara!,” tulis akun @azussaitama_f1 dalam kolom komentar unggahan akun Instagram @pdiperjuangan.
“Selamat. Kalian sudah berhasil mengubur impian anak bangsa untuk berlaga di level dunia..sekali lagi SELAMAT,” balas akun @humam.tedjolaras dalam kolom komentar unggahan akun Instagram @pdiperjuangan.
Penulis: Fausi | Editor: Rifai