Bangladesh, Deras.id – Sebuah pasar yang berpusat di ibu kota Bangladesh terbakar pada Selasa (4/4/2023) pukul 06:10 (12:10 GMT). Setidaknya 3.000 toko hangus tetapi tidak ada korban yang dilaporkan pada peristiwa tersebut.
“Sekitar 600 petugas pemadam kebakaran bekerja untuk mengendalikan api, kami tidak memiliki laporan langsung tentang korban,” kata juru bicara departemen pemadam kebakaran Rakibul Islam, dikutip dari aljazeera.com, Selasa (4/4/2023).
Kemudian, petugas pemadam kebakaran dari 47 unit bekerja untuk memadamkan kobaran api yang menyelimuti lingkungan tertua di kota itu dengan asap hitam. Menurut pemilik toko dan petugas pemadam kebakaran bahwa pasar Bangabazar dan tiga kawasan komersial yang berdekatan hampir seluruhnya hangus terbakar.
Seorang juru bicara militer mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa sebuah helikopter angkatan udara telah bergabung dalam upaya pemadaman kebakaran. Rekaman udara dari helikopter menunjukkan ratusan orang sedang menyaksikan api dari jembatan layang terdekat.
Diketahui, pasar tersebut merupakan tujuan populer bagi merek fesyen Barat dengan harga murah seperti Tommy Hilfiger, menjual pakaian yang diproduksi di pabrik garmen di kota tersebut tetapi gagal memenuhi standar ekspor.
Lebih lanjut, para pemilik toko merasakan putus asa karena kobaran api telah membuat mereka melarat menjelang hari raya Idul fitri, hari raya bagi kaum muslim yang menandai akhir Ramadhan dan perayaan keagamaan terbesar di negara itu.
“Saya meminjam 1,5 juta taka ($14.100) untuk membeli pakaian Idul Fitri, aku telah kehilangan segalanya,” kata seorang pemilik toko.
Bangabazar dikelola oleh Dhaka South City Corporation, memiliki sejarah bahaya kebakaran yang panjang. Menurut data resmi, setidaknya ada enam insiden kebakaran kecil hingga sedang di pasar itu dalam satu dekade terakhir.
“Api kali ini sangat besar, ini mengingatkan saya pada kebakaran tahun 1995 yang membakar seluruh pasar,” kata DM Habib, seorang pejabat di Asosiasi Pemilik Toko Bangabazar.
Untuk diketahui, kebakaran sering terjadi di tempat-tempat komersial di Bangladesh karena pengawasan yang lemah dan kurangnya pengaturan keselamatan kebakaran. Namun, kondisi industri garmen besar di negara itu, yang mengalami bencana besar termasuk kebakaran dahsyat di masa lalu, telah meningkat secara signifikan selama dekade terakhir.
Penulis: Andre l Editor: Saiful