Amerika, Deras.id– Pemilihan Umum (Pemilu) Paruh Waktu atau Midterm Elections Amerika Serikat (AS) usai di gelar pada, Selasa (8/11/22) kemarin. Dalam Pemilu tersebut lebih dari 46 juta penduduk memberikan aspirasinya untuk 435 DPR, 35 Senator, dan 36 Gubernur negara federal di Amerika.
“Jelas bukan gelombang Republik, itu pasti. Saya pikir kita berada di 51,52, Ketika semua dikatakan dan di lakukan,” Klaim Senator Lindsey Graham dari partai Republik yang dilansir dari Reuters.com pada, Rabu (9/11/22) sore.
The Associate Press merilis jika sementara ini hasil Pemilu menunjukkan Partai Republik memenangkan 16 kursi di negara bagian, selanjutnya Partai Demokrat hanya memenangkan 9 kursi dan 2 senat independen saja.
Sementara untuk kursi DPR dan Gubernur, juga terjadi perebutan yang cukup sengit antara kedua partai itu. Dari total 435 kursi DPR, Partai Demokrat hanya mendapat 140 kursi dan 19 Gubernur. Sedangkan untuk Partai Republik mendapat 178 kursi dan 24 Gubernur. Meskipun hasil akhir belum dapat diketahui dengan pasti, lantaran hak pilih warga juga dilakukan dengan mekanisme konvensional, alias dengan kertas suara.
Sepanjang sejarah Pemilu paruh waktu Amerika, partai yang berkuasa di Gedung Putih masih memiliki potensi kalah. Saat ini Partai Demokrat berharap jika putusan Mahkamah Agung terhadap hak aborsi dapat meningkatkan popularitas mesin partai untuk memenangkan Pemilu kali ini. Kendati demikian, tetap pula ada masyarakat yang bernada miring terkait kebijakan ekonomi, sehingga lebih memilih Partai Republik.
“Ekonomi sangat buruk. Saya menyalahkan pemerintah saat ini untuk itu saya memilih Partai Republik,” tutur Bethany Hadelman.
Harap-harap cemas yang dirasakan Presiden Joe Biden, hal itu karena kemenangan Partai Republik dapat melemahkan kekuasaannya saat ini. Meski begitu pihaknya bakal tetap berupaya untuk tetap bertahan.
“Hari ini kita menghadapai titik belok. Kita tahu di dalam tulang kita bahwa demokrasi kita beresiko dan kita tahu bahwa ini adalah momen anda untuk mempertahankannya,” ujar Biden.
Saat ini Presiden Biden dan Partai Demokrat hanya menoreh 39 persen suara yang setuju atas kebijakannya. Hal itu kemudian dimanfaatkan oleh Partai Demokrat dengan menjauhkan diri dari Gedung Putih, karena popularitas Biden yang cenderung turun.
Penulis: Agung I Editor: Rifai