Pandemi Berakhir, Sri Mulyani: Indonesia Bakal Hadapi Empat Tantangan Besar

Jakarta, Deras.id – Perkembangan global setelah pandemi Covid-19 berakhir menciptakan beberapa tantangan yang berat dalam beberapa tahun kedepan. Mulai dari guncangan perekonomian global sampai dengan tantangan perubahan iklim. 

“Ada empat tantangan besar yang sedang dan akan dihadapi perekonomian global ke depan,” tutur Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati pada akun YouTube DPR RI dikutip Deras.id, Jumat (19/5/2023).

Tantangan tersebut, yakni pertama ketegangan geopolitik menyebabkan perubahan signifikan arah kebijakan ekonomi negara-negara besar menjadi lebih inward looking. Sehingga dunia semakin terfragmentasi, tren globalisasi berubah menjadi deglobalisasi.

Kedua, perkembangan teknologi digital yang semakin cepat membuat pasar tenaga kerja nasional yang masih didominasi tenaga kerja tidak terampil dengan pendidikan rendah menjadi terancam. Dampaknya pengangguran akan meningkat signifikan. Selain itu, ketidakpastian pasar tenaga kerja dalam menghadapi cepatnya perkembangan digitalisasi menyebabkan sulitnya mendapatkan aliran investasi masuk ke Indonesia. 

Ketiga, tantangan perubahan iklim dan respons kebijakan yang mengikutinya. Perubahan iklim menjadi ancam nyata bagi kesehatan, keselamatan, dan aktivitas ekonomi. Respons kebijakan mitigasi serta adaptasi oleh negara-negara maju terhadap perubahan iklim akan menyebabkan permasalahan untuk banyak negara berkembang. 

Keempat, kesiap-siaagaan dan kewaspadaan terhadap pandemi Covid-19, meskipun sudah berakhir karena dampak yang ditimbulkan sangat besar. Dampak jangka panjang dari Covid-19 masih diatasi dalam bentuk scarring effect yang diperkirakan akan menahan kinerja pertumbuhan ekonomi pada berbagai negara.

Selain itu, masih terdapat tantangan lain pada perekonomian global tahun ini. Laju inflasi global diperkirakan masih belum kembali ke level normal periode prapandemi. Hal tersebut menyebabkan suku bunga acuan global cenderung akan bertahan pada level tertinggi dalam jangka waktu yang lama.

Di sisi lain, pada beberapa negara ruang kebijakannya semakin terbatas karena utang akibat pandemi meningkat. Gejolak perbankan di AS serta Eropa menambah resiko serta ketidakpastian di pasar keuangan global.

Penulis: Risca l Editor: Rifai

Exit mobile version