Jakarta, Deras.id – Ombudsman Republik Indonesia menyebutkan terdapat tiga faktor utama yang menyebabkan harga beras nasional semakin mahal. Faktor tersebut, di antaranya permasalahan iklim, permasalahan di hulu, serta bermasalahan di hilir.
“Kalau kita lihat saat ini harga beras tinggi, penyebabnya apa? kita mengidentifikasi setidaknya ada 3 penyebab yang bisa berkontribusi,” kata Anggota Ombudsman RI, Yeka Hendra Fatika kepada wartawan dikutip Deras.id, Rabu (20/9/2023).
Faktor pertama, permasalahan iklim sebenarnya tidak terlalu memberikan dampak yang signifikan terhadap kenaikan harga beras meskipun beberapa daerah mungkin mengalami penurunan produksi padi akibat iklim yang buruk. Menurut Yeka, walaupun di suatu daerah terdapat penurunan produksi padi akibat kekeringan, produksinya masih bisa dipasok dari daerah lain yang tidak terpengaruh perubahan iklim.
“Sejauh mana apakah permasalahan iklim ini bisa disimpulkan. Misalnya saat ini nasional terjadi penurunan produksi padi karena iklim? Kami tidak bisa jawab itu, namun kalau kita berbicara spesifik lokasi maka pengaruh iklim itu ada di lokasi tertentu. Apakah berlaku general di semua wilayah? belum tentu,” sebut Yeka.
Selanjutnya, faktor permasalahan di hulu yang meliputi penurunan luas lahan pertanian, keterbatasan sarana produksi pertanian, permasalahan benih, dan permasalahan subsidi pupuk. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per tahunnya terdapat 200.000 hektar luas lahan pertanian di Indonesia mengalami penurunan.
Menurutnya, jika terjadi percetakan lahan baru serta tidak dilakukan inovasi guna meningkatkan intensitas tanaman, maka di Indonesia luas lahan pertaniannya akan terus tergerus dan produksi pertaniannya mengalami penurunan.
“Ada keterbatasan sarana produksi pertanian, ada permasalahan benih. Nah benih ini menarik, siapa di republik ini yang menjamin benih ini berkualitas? Tidak ada, belum lagi persoalan subsidi pupuk. Itu permasalahan di hulu,” ungkap.
Faktor selanjutnya yakni permasalahan di hilir yakni naiknya komponen produksi yang mencakup sewa lahan, pupuk, dan Bahan Bakar Minyak (BBM). Selain itu, berkurangnya pasokan gabah dari petani, penggilingan padi kecil mati, produksi beras menurun, ketidakpastian atau keterlambatan impor beras yang menyebabkan pasokan beras menjadi tidak terantisipasi.
Penulis: Risca l Editor: Rifai