Jakarta, Deras.id – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong peningkatan pembiayaan kredit UMKM dengan sinergi antara Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan (LPIP) dan Innovative Credit Scoring (ICS). Langkah ini mendapat dukungan dari Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara.
Hal itu disampaikan saat seminar internasional yang diselenggarakan OJK untuk mendorong pembiayaan kredit bagi UMKM.
“Saya mengapresiasi OJK mengadakan seminar internasional ini. Pertumbuhan kredit adalah salah satu poin kunci dan kami ingin semakin banyak orang Indonesia terlibat dalam perekonomian dengan cara mendapatkan kredit untuk mengakses kredit dari lembaga keuangan,” kata Suahasil Nazara dalam International Seminar on Promoting Digital Finance Inclusion for Micro, Small and Medium Enterprises (MSME) Through the Use of Credit Scoring di Nusa Dua, Bali dikutip Minggu (19/3/2023).
Wamenkeu menyatakan, pemerintah memikirkan bagaimana credit scoring system, yakni public registry, biro kredit swasta, atau innovative credit scoring yang benar-benar dapat berkontribusi terhadap inklusi keuangan negara.
“Ini adalah tugas besar bagaimana kita dapat mempromosikan inklusi keuangan melalui credit scoring system,” lanjutnya.
Dalam kesempatan tersebut, Suahasil Nazara menjelaskan bagaimana Indonesia memikirkan untuk tumbuh lebih kuat setelah dilanda pandemi.
Selain mencari solusi jangka pendek untuk memulihkan ekonomi, Indonesia juga memikirkan dalam perspektif jangka menengah dan panjang dengan melakukan reformasi struktural, mulai dari reformasi perpajakan, reformasi sektor keuangan, hingga reformasi cara kerja birokrasi melalui Undang-Undang Cipta Kerja.
“Undang-Undang Cipta Kerja akan merekrut lebih banyak karyawan, lebih banyak lapangan kerja dengan cara penyederhanaan regulasi, perizinan, cara kerja birokrasi sehingga dunia usaha bisa tertata dan lapangan kerja bisa tercipta,” kata Wamenkeu.
Selain melakukan berbagai macam reformasi, Wamenkeu menegaskan Indonesia juga harus mencari sumber pertumbuhan ekonomi baru untuk Indonesia ke depan, yakni melalui hilirisasi sumber daya alam, penggunaan produk dalam negeri, mendukung perkembangan UMKM, ekonomi digital, hingga transisi menuju ekonomi hijau.
“Setiap kali kita berbicara tentang produk lokal, ekonomi digital dan UMKM, saya pikir sangat mudah untuk terhubung dengan apa yang harus dilakukan oleh credit scoring system untuk efisiensi ekonomi dan pertumbuhan ekonomi. Credit rating untuk pertumbuhan bagi kesejahteraan rakyat,” tandas Suahasil Nazara.
Penulis: SN | Editor: Rifai