Nyawa Aktivis Politik Mesir di Ujung Tanduk, PBB Angkat Bicara
Mesir, Deras.id – Alaa Ahmed Seif Abd el-Fattah seorang aktivis sekaligus blogger yang dikurung penjara karena diduga mengorganisir protes politik tanpa izin menjadi sorotan karena mogok makan hingga terancam nyawanya. Volker Turk selaku komisaris tinggi PBB dalam urusan HAM meminta pemerintah Mesir membebaskan aktivis popular tersebut dengan pertimbangan hak asasi manusia. Pada sebuah kesempatan, ia juga memperingatkan bahwa Abd el-Fattah dalam bahaya besar.
“Saya mendesak pemerintah Mesir untuk segera membebaskan Abd el-Fattah dari penjara dan memberinya perawatan medis yang diperlukan,” kata Turk, dikutip Deras.id dari aljazeera.com, Rabu (9/11/2022).
Kondisi Abd el-Fattah mencuri perhatian banyak pihak bahkan mendapat eskalasi protes pada forum Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim alias Conference of the Parties (COP) ke-27 di Mesir. Juru bicara Turkey Ravina Shamdasani juga sempat menanggapi terkait kasus aktivis politik tersebut.
“Pejabat kami secara pribadi telah berbicara dengan pihak berwenang Mesir untuk memohon pembebasan Abd el-Fattah,” ujar juru bicara Turkey.
“Kami sangat prihatin dengan kesehatannya dan ada kurangnya transparansi juga seputar kondisinya saat ini,” imbuhnya pada briefing di Jenewa.
Pada akhir bulan Maret 2019 aktivis politik tersebut mendapat pembebasan bersyarat lima tahun yang mengharuskannya untuk tinggal di kantor polisi selama 12 jam setiap hari.
Tidak berselang lama pada tanggal 29 September 2019 ia kembali ditangkap oleh Badan Keamanan Nasional dan dibawa ke penuntutan keamanan negara atas tuduhan yang tidak diketahui. Abd el-Fattah lantas dijatuhi hukuman lima tahun kurungan penjara karena menyebarkan berita palsu. Lebih lanjut ia memutuskan mogok makan sejak April 2022 lalu.
Penulis: Andre | Editor: Ifta