Jakarta, Deras.id – Indonesia mengalami defisit dagang dengan tiga negara pada bulan Mei 2023, yang terbesar dengan China. Defisit tersebut disebabkan karena impor lebih tinggi, yakni sebesar USD5,95 miliar, sementara ekspornya hanya US$4,77 miliar.
“Kita defisit dagang dengan China, Australia dan Thailand, tertinggi dengan China ini capai USD1,17 miliar,” kata Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik, Moh. Edy Mahmud kepada wartawan dikutip Deras.id, Kamis (15/6/2023).
Komoditas penyumbang defisit di antaranya mesin dan peralatan mekanis dan bagiannya USD1,3 miliar, mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya USD1,2 miliar, serta plastik dan barang dari plastik senilai USD227,4 juta. Kemudian, defisit dagang kedua dengan Australia sebesar USD575,7 juta, yang disebabkan oleh impor USD846,8 juta, sedangkan ekspor sebesar US$271,1 juta.
Komoditas penyumbang defisit, yakni bahan bakar mineral, serealia, biji logam, terak, dan abu. Selanjutnya, defisit dagang ketiga dengan Thailand sebesar USD451,1 juta. Komoditas penyumbang defisit meliputi gula dan kembang gula, plastik dan barang dari plastik, kendaraan dan bagiannya.
Sebelum mengalami defisit pada bulan Mei 2023, necara dagang Indonesia masih mengalami surplus sampai saat ini atau 37 bulan secara berturut-turut sejak Mei 2020.
Impor Indonesia secara total pada bulan Mei 2023 mengalami peningkatan 38,65 persen menjadi USD21,28 miliar, dari pada April 2023 sebesar USD15,35 miliar. Kenaikan tersebut didorong oleh komoditas mesin atau peralatan mekanis dan bagiannya (HS 84), mesin atau perlengkapan elektrik dan bagiannya (HS 85), kendaraan dan bagiannya (HS 87), besi dan baja (HS 72), serta plastik dan barang dari plastik (HS 39).
Penulis: Risca l Editor: Rifai