Jakarta, Deras.id – Negara-negara Teluk Arab memilih bersikap netral di tengah memanasnya konflik di Timur Tengah setelah Iran meluncurkan ratusan rudal ke Israel pada akhir pekan lalu. Negara-negara Arab memilih netral untuk mencegah eskalasi di Timur Tengah.
“Sikap negara-negara teluk yang netral bukan sesuatu yang mengejutkan sebab negara teluk dalam beberapa kesempatan berupaya untuk menghindari konfrontasi militer secara langsung dengan Israel,” kata Pengamat hubungan internasional dari Universitas Indonesia, Sya’roni Rofi’i dalam keterangannya dikutip Deras.id, Rabu (9/10/2024).
Negara-negara Teluk Arab khawatir apabila eskalasi konflik lebih luas dapat mengancam fasilitas minyak mereka. Negara Teluk meliputi Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA).
Semua negara tersebut mempunyai hubungan yang dekat dengan sekutu Israel yakni Amerika Serikat (AS). AS menjadikan Iran sebagai musuhnya serta menyerukan dunia untuk melakukan hal serupa.
Negara Teluk mempunyai keyakinan bahwa apabila terlibat konflik militer dengan Israel akan berdampak buruk bagi ekonomi dan sektor lain. Iran juga bersumpah kemungkinan akan menyerang kilang minyak negara Teluk apabila mereka membantu Israel.
“Mereka saya kira sangat khawatir tentang keamanan energi. Konflik berkepanjangan antara Israel-Iran juga akan menghambat suplai minyak,” ujar Sya’roni Rofi’i.
Diketahui, Teheran melancarkan serangan rudal besar-besaran terhadap Tel Aviv pada 1 Oktober 2024 sebagai pembalasan atas pembunuhan para pemimpin senior Hamas dan Hizbullah oleh Israel serta kejahatan Tel Aviv di Jalur Gaza dan Lebanon. Iran sebelumnya telah mewanti-wanti supaya Israel tidak melakukan serangan balasan.
Apabila Israel abai, IRGC akan menggempur Negeri Zionis dengan cara yang lebih menghancurkan dan mematikan. Meski begitu, Israel berulang kali menyatakan akan membalas serangan Iran. Beberapa menduga Israel akan menggempur situs nuklir dan kilang minyak Teheran.
Editor: Ifta