Milatovic Terpilih Jadi Presiden Montenegro

Montenegro, Deras.id – Mantan menteri ekonomi Montenegro Jakov Milatovic telah mengumumkan kemenangan dalam putaran kedua pemilihan presiden. Milatovic berhasil mengalahkan rivalnya Milo Djukanovic yang telah memerintah negara bagian kecil Balkan itu selama dari tiga dekade.

“Malam ini adalah malam yang telah kami nantikan selama lebih dari 30 tahun, dan dalam lima tahun ke depan, kami akan memimpin Montenegro ke Uni Eropa,” kata Milatovic kepada para pendukungnya di ibu kota, Podgorica.

Milatovic yang didukung oleh mayoritas pemerintahan Montenegro, memenangkan sekitar 60 persen dalam pemungutan suara pada Minggu. Sementara Djukanovic memenangkan sekitar 40 persen, menurut prediksi yang dikeluarkan oleh Pusat Pemantauan dan Penelitian dan berdasarkan sampel suara.

Diketahui, pria berusia 37 tahun itu telah berkampanye dengan janji untuk memberantas korupsi, meningkatkan standar hidup dan memperkuat hubungan dengan UE dan sesama bekas republik Yugoslavia, Serbia.

Para pendukungnya di ibu kota telah merayakan kemenangan Milatovic dengan menyalakan kembang api. Mereka mengatakan komisi pemilihan negara  diharapkan mengumumkan hasil resmi dalam beberapa hari mendatang, setelah penyelesaian prosedur pengaduan.

Sementara, Djukanovic yang telah menjadi andalan politik di Montenegro selama beberapa dekade, dirotasi melalui berbagai posisi termasuk beberapa tugas sebagai presiden dan perdana menteri.

“Montenegro telah membuat pilihannya. Saya menghormati pilihan itu, dan saya mengucapkan selamat kepada Jakov Milatovic,” kata Djukanovic kepada para pendukungnya di markas besar Partai Sosialis Demokrat (DPS) di Podgorica.

Kekalahan hari Minggu Merupakan salah satu kemunduran terbesar bagi Djukanovic yang dikreditkan dengan memimpin negaranya menuju kemerdekaan dari Serbia pada 2006 dan menantang Rusia untuk mengarahkan Montenegro ke NATO pada 2017.

Untuk diketahui, kekalahan presiden juga terjadi setelah satu tahun ketidakstabilan politik di mana dua pemerintah yang berkuasa setelah tahun 2020 yang didukung oleh Gereja Ortodoks Serbia yang berpengaruh, dijatuhkan oleh mosi tidak percaya. Kemudian juga ditandai dengan perselisihan antara legislator dan Djukanovic atas penolakannya untuk menunjuk perdana menteri baru.

Penulis: Andre l Editor: Saiful

Exit mobile version