Menteri Keuangan Takar Peluang Kas Negara Bertambah Rp10 Triliun dari Simbara Nikel Timah

Jakarta, Deras.id – Sri Mulyani selaku Menteri Keuangan (Menkeu) takar peluang bertambahnya kas negara dari Simbara Nikel Timah mencapai Rp10 triliun. Lebih detailnya, menurut Sri Mulyani peluang tersebut berpotensi didapatkan dari Launching Sistem Informasi Mineral dan Batubara Kementerian/Lembaga (Simbara) untuk komoditas nikel dan timah.

Menurut Sri Mulyani, Simbara bertujuan untuk meningkatkan tata kelola di sektor mineral dan batu bara, dan kini diperluas ke komoditas nikel dan timah sehingga sistem ini juga akan membantu mengerek penerimaan negara.

“Makanya kalau sekarang dengan nikel dan timah yang tadi disebutkan sebagai mineral yang nomor satu dan dua terbesar di dunia, ini akan memberikan dampak yang tadi disebutkan Pak Luhut, ada potensi sekitar Rp10 triliun,” jelasnya di Gedung Dhanapala Kemenkeu, Senin (22/7/2024). 

Berdasarkan penerimaan negara dari pajak pada semester I/2024 senilai Rp893,8 triliun, turun 7,9% secara tahunan akibat setoran PPh Badan dari sektor komoditas yang menurun. Sehingga pemanfaatan Simbara memungkinkan negara dapat dioptimalkan, meningkatkan kepatuhan pelaku usaha dan efektivitas pengawasan bersama antar Kementerian/Lembaga, terwujudnya ekosistem yang mampu mengawal kebijakan pemerintah. 

Di sisi lain, peningkatan kualitas pelayanan kepada pelaku usaha melalui single entry data, serta pemanfaatan satu data minerba yang andal dan akurat lintas Kementerian dan Lembaga.

Efesiensi sistem juga mempermudah dalam menyederhanakan 50 sistem menjadi 1 sistem, dengan demikian pemerintah dapat melakukan pencegahan terhadap tambang ilegal. 

Dua aspek prioritas Nikel dan timah menjadi pilihan perluasan Simbara, karena Indonesia adalah salah satu produsen nikel dan timah terbesar di dunia, dengan cadangan mencapai 21 juta ton atau 24% dari total candangan dunia. 

Cadangan timah terbesar kedua dunia dengan candangan 800.000 ton atau 23% dari stok global. 

Sebagai tanbahan informasi, tercatat pada 2023, presentase produksi nikel mencapai 1,8 juta metrik ton, dan menjadi peringkat produksi pertama di dunia dengan kontribusi 50% dari global. Sedangkan produksi timah Indonesia yang mencapai 78.000 ton.

Jika dilihat dari capaian pada tahun 2022, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari batu bara mencapai Rp183,5 triliun, tidak termasuk pajak. Kemudian pada 2023, di tengah moderasi harga komoditas, PNBP dari batu bara mencapai Rp172,9 triliun atau 18% di atas target APBN. 

Sebagai tambahan informasi, bahwa Simbara juga berhasil menyelesaikan piutang dari penerapan Automatic Blocking System (ABS), yang merupakan bagian dari Simbara, senilai Rp1,1 triliun. 

“Kami bisa melakukan satu blocking sistem bersama-sama, sehingga dia tidak bisa lepas, akhirnya mereka patuh dengan membayar piutangnya sebelum mereka mengekspor batu bara. Ini baru batu bara (belum nikel dan timah),” tegas Sri Mulyani. 

Penulis: Fiqih I Editor: Dinda

Exit mobile version