Jakarta, Deras.id- Mencolok sekali bagaimana resolusi yang dibangun oleh Timnas Indonesia dalam membangun kedalaman skuad demi lolos ke puataran final Piala Dunia 2026. Shin Tae-yong dengan dukungan penuh Erick Tohir (Ketua Umum PSSI) Secara bertahap sukses meyakinkan pemain-pemain keturunan untuk turut memperkuat Timnas Indonesia. Pemain diaspora yang sukses dinaturalisasi hampir menempati seluruh lini sektor skuad timnas. Yang paling mencolok adalah menumpuknya pemain Naturalisasi dengan kualitas tinggi di barisan pertahanan skuad Garuda. Hal tersebut tentu menimbulkan banyak teka teki apa yang sebenranya ingin dibangun oleh Shin Tae-yong dengan memperbanyak pemain bertahan ditengah kurangnya magis dari lini serang timnas Indonesia.
Mengutip teori dari salah satu master pelatih Sir Alex Ferguson, “Menyerang akan membawa anda pada kemenangan, Bertahan akan membawa anda pada gelar juara”. Salah satu teori pragmatis yang masih relevan jika diadopsi pada sepak bola modern abad ini. Teori yang mengedapankan ketangguhan pertahanan dan memaksa semua pemain lawan keluar dari posisi masing-masing kemudian mengambil keuntungan dengan melakukan serangan balik cepat ala total foot ball.
Dilihat secara filosofi, teori permainan tersebut masih jauh lebih monoton jika dibandingkan dengan Tiki-Taka yang dipopulerkan oleh FC Barcelona. Namun sepak bola secara pragmatis adalah pertandingan yang diukur dari skor, maka serapi apapun skema yang diterapkan jika tidak mampu merombak pertahanan hasilnya bisa dianggap gagal total.
Teori “Kuat Bertahan dan Kuat Menyerang“ yang di masyurkan oleh Legenda Manchester United tersebut secara filosofis sedang diterapkan oleh Timnas Indonesia. Skuad Garuda kini sedang dalam masa adaptasi dengan skema-skema permainan khas Negara Eropa. Hal tersebut seiring terus munculnya pemain-pemain naturalisasi yang digadang-gadang akan membawa Sepak Indonesia ke Pentas Dunia. Watak skema Timnas Indonesia dibawah sentuhan magis Shin Tae-yong nampak semakin jelas ketika Pelatih asal Korea Selatan tersebut terus memperdalam skuad di sektor pertahanan. Nama-nama Seperti Jay Idsez, Justin Hubner, Mess Hilgers, Shayne Phatynama, Verdonk, Sandy Walsh, Jordi Amat, Asnawi, Arhan Pratama, Ferray dan Wahyu menyesakkan persaingan di lini pertahanan skuad garuda. Belum lagi Marteen Paes yang didatangkan dari Liga Amerika menjelma monster kokoh dibawah mistar gawang timnas Indonesia. Sebagaimana prolog dari tuisan ini, timnas Indonesia membangun kekuatan mulai dari sektor pertahanan dan melakukan serangan melalui build up dari pemain bertahan juga. Hal tersebut yang membuat kriteria pemain bertahan yang akan digunakan oleh Shin Tae-yong tidak hanya mampu bertahan dengan baik. Pemain juga dituntut memilikin kecepatan dan kreativitas dalam memulai serangan.
Masuk lebih dalam ke sektor tengah, Nathan, Ivar Jenner, dan Tom Haye, juga disetting memiliki kekuatan bertahan dan kemampuan menyerang yang baik. Hasil dari format tersebut cukup membuahkan hasil yang signifikan. Indonesia tidak lagi menjadi tim yang mudah dibobol dan dikalahkan. Dalam tiga pertandingan terakhir Kualifikasi Piala Dunia 2026, Timnas Indonesia belum terkalahkan sekalipun harus berhadapan dengan negara langganan Piala Dunia.
Arab Saudi hampir dibuat gigit jari dihadapan pendukungnya sendiri. Pasukan Roberto kehabisan cara untuk menmbus kokohnya pertahanan Indonesia, sebelum goal bunuh diri dari Verdonk menyelamatkan muka mereka ditanahnya sendiri. Australia yang dinilai akan menang mudah melawan Indonesia dibuat frustasi karena sampai pluit akhir dibunyikan Negeri Kanguru belum mampu menjebol pertahanan Skaud Garuda. Kembali ke Timor Tengah, Timnas yang kedatangan Hilgers dan Emiliano sebagai tambahan amunisi baru tampil dengan skema yang tidak biasa. Indonesia tetap mengandalkan kekuatan pertahanan namun langs melakukan direct bola kedepan. Hal tersebut cukup merepotkan Bahrain yang bermain dengan determinasi tinggi. Indonesia hampir saja membungkam Publik Bahrain sebelum pengadil lapangan merubah alur pertandingan.
Sampai tulisan ini dibuat, nuansa kebatinan penulis meyakini secara penuh bahwa bermodal pada kedisiplinan yang tinggi, militansi dan strategi yang mempuni. Berhasil lolos di babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 menjadi hal yang sangat mungkin bagi timnas Indonesia.
Penulis: Rizal l Editor: Apr