London, Deras.id – Sejak musim lalu, Arsenal telah mencetak 22 gol dari sepak pojok—tujuh gol lebih banyak dibandingkan tim lain di Liga Inggris.
Keberhasilan Arsenal ini tak lepas dari peran Nicolas Jover, pelatih spesialis bola mati The Gunners.
Dengan taktik cermat yang dirancangnya, Arsenal terus menjadi ancaman di setiap situasi bola mati.
Tottenham Hotspurs, Manchester City hingga Sporting Lisbon adalah korban-korban mematikannya Corner Arsenal.
Terakhir gol kemenangan 2-0 atas Manchester United di Stadion Emirates juga tercipta dalam situasi bola mati, khususnya sepak pojok.
Menghadapi formasi bertahan 5-2-3 yang solid dari tim asuhan Amorim, Arsenal kesulitan menciptakan peluang dari permainan terbuka. Namun, kecemerlangan strategi di situasi bola mati menjadi pembeda.
Dua gol dari sepak pojok memastikan kemenangan atas Manchester United, meski Gabriel Magalhães sang andalan pencetak gol dari set piece absen.
Gol pertama tercipta ketika Arsenal memanfaatkan taktik tiang jauh. Enam pemain Arsenal—Saliba, Havertz, Kiwior, Partey, Timber, dan Martinelli—memulai dari posisi awal untuk mengacaukan penjagaan zonal United.
Saat bola ditendang, empat pemain langsung menyerang ke tiang dekat untuk menghalangi dan membuka ruang, sementara Saliba (biasanya Ben White) fokus mengganggu kiper United, André Onana.
Meski Partey gagal memanfaatkan peluang emas di percobaan pertama, serangan berikutnya berbuah hasil. Timber, yang memberikan tekanan kepada Hojlund, berhasil menyerang celah di tiang dekat, mencetak gol pembuka bagi Arsenal.
Gol kedua lahir dengan pola serupa. Arsenal memblokir pergerakan pemain United di tengah kotak penalti, sementara Timber dan Partey menjaga ruang di tiang jauh. Dengan eksekusi umpan melengkung dari Rice dan Saka, Arsenal kembali menciptakan situasi berbahaya hingga akhirnya mencetak gol tambahan.
Kredit besar untuk Nicolas Jover Set Piece Coach Arsenal.
Penulis: Reza