Liverpool, Deras.id – Liverpool, yang saat ini memuncaki klasemen Liga Inggris musim 2024/2025 dengan keunggulan sembilan poin dari pesaing terdekat Arsenal, menunjukkan pendekatan unik dalam memaksimalkan peluang di sepertiga akhir lapangan. Di bawah pelatih baru Arne Slot, dan pelatih set-piece Aaron Briggs, Liverpool memperkenalkan berbagai taktik menarik yang mengombinasikan kecepatan, kreativitas, dan penguasaan bola.
Dikutip dari totalfootballanalysis.com, Selasa 03/12/2024, Salah satu prioritas utama Liverpool adalah memainkan lemparan ke dalam dengan cepat. Pemain yang berada di dekat posisi lemparan, seperti Luis Díaz atau Trent Alexander-Arnold, segera bergerak untuk mengambil lemparan. Dalam situasi ini, opsi umpan balik sering kali menjadi pilihan tercepat, biasanya kepada bek sayap, gelandang bertahan, atau gelandang tengah terdekat.
Misalnya, Alexander-Arnold kerap menggunakan teknik tertentu, seperti berpura-pura melempar ke depan untuk menarik lawan menjauh, kemudian mengoper ke rekan yang lebih aman seperti Ibrahima Konaté. Teknik lain termasuk memanfaatkan pantulan bola di tanah untuk mempercepat jalannya umpan, memastikan penguasaan bola tetap berada di tangan Liverpool.
Selain mempertahankan penguasaan bola, Liverpool juga memanfaatkan situasi lemparan cepat untuk menciptakan peluang menyerang. Contohnya, Harvey Elliott, yang bergerak cepat mengambil lemparan, sering didukung oleh dua pemain lain yang bergerak ke ruang kosong untuk menciptakan kombinasi serangan.
Menariknya, ketika opsi lemparan cepat tidak tersedia, Liverpool membagi strategi mereka menjadi dua. Jika opsi umpan balik terbuka, Liverpool menggunakan berbagai gerakan untuk menciptakan ruang. Misalnya, Luis Díaz sering menarik keluar pemain bertahan lawan, sementara gelandang seperti Dominik Szoboszlai memanfaatkan celah untuk menerima bola. Namun, jika opsi umpan balik tertutup, Liverpool menggunakan rotasi dan kombinasi kreatif untuk membuka ruang, seperti wall pass atau umpan terobosan ke area tanpa penjagaan.
Liverpool juga memanfaatkan aturan bahwa tidak ada offside dalam lemparan ke dalam. Dalam beberapa situasi, Mohamed Salah atau Diogo Jota sering tiba-tiba berlari ke belakang garis pertahanan lawan untuk menerima bola di area berbahaya. Strategi ini menciptakan peluang langsung tanpa harus melalui proses build-up yang panjang.
Meskipun punya taktik efektif, Liverpool masih menghadapi tantangan saat berhadapan dengan tim yang bertahan rapat. Contohnya, saat melawan AC Milan yang menutup opsi umpan balik sambil memiliki pemain tengah bebas untuk mengisi celah, atau RB Leipzig yang menggunakan formasi lima bek untuk mempersempit ruang.
Selain itu, meskipun prioritas Liverpool adalah mempertahankan penguasaan bola, pasukan Arne Slot terkadang kesulitan menciptakan serangan berbahaya dari lemparan ke dalam, terutama jika lawan bermain dengan blok rendah dan menutup saluran operan.
Liverpool di bawah Arne Slot telah membawa pendekatan baru dalam memanfaatkan lemparan ke dalam di sepertiga akhir. Taktik mereka menggabungkan kecepatan, kreativitas, dan adaptasi terhadap situasi lawan, menjadikannya senjata tambahan dalam upaya mereka meraih gelar Liga Inggris musim ini. Namun, meskipun taktik ini cukup solid, Liverpool masih memiliki ruang untuk perbaikan, terutama dalam menghadapi tim dengan pertahanan yang sangat disiplin.
Penulis: Reza