Jakarta, Deras.id- Timnas Voli Putri Indonesia tidak mampu menjawab keraguan publik terhadap komposisi skuad yang diturunkan PBVSI dalam ajang AVC Challenge Cup 2024. Armada Pedro Lilipaly (pelatih Indonesia) tersebut menyerah dari Timnas Bola Voli Putri Hong Kong pada partai pertama. Bermain di Rizal Memorial Coliseum, Manila, pada Kamis (23/5/2024) pagi WIB, Timnas Bola Voli Putri Indonesia takluk 0-3 dari Hong Kong dalam partai pertama Grup B AVC Challenge Cup 2024.
Indonesia dalam turnamen ini sepenuhnya diisi oleh pemain muda seperti Maradanti Tegariani, Junaida Santi, Alridhania Risqamara, Bela Sabrina Agustina, Putri Nur Agustin, dan Geofanny Eka Cahyaningtyas dll. Uniknya nama-nama tersebut belum pernah mewarnai skuad timnas Indonesia. Langkah ini diambil oleh PBVSI berdasarkan pertimbangan kondisi yang bersamaan dengan turnamen Proliga 2024 yang sedang berlangsung.
“Yang ingin saya sampaikan bahwa dari dua-duanya itu PBVSI mengirim perwakilan, dan tim yang kami kirim yang putri adalah lapis kedua dari para atlet voli yang ada di Indonesia. Karena AVC Challenge Cup, baik yang putra maupun putri itu adalah bersamaan dengan dilaksanakannya event bergengsi Indonesia yaitu Proliga, yang sekarang sudah mau memasuki babak atau putaran kedua,” kata Ketua PBVSI, Imam Sudjarwo seperti yang dilansir dari Bola.com
“Inilah, yang awalnya mau kami gunakan untuk tim senior bisa berangkat mengikuti AVC Challenge Cup, baik itu putra maupun putri. Tapi rupanya memang waktunya tidak cukup untuk Proliga ini menghadapi putaran kedua,” ungkap Imam Sudjarwo.
Imam Sudjarwo menyebutkan salah satu faktornya adalah kekhawatiran pihak klub terhadap pemain-pemainnya mengalami cidera dan penurunan stamina karna waktu yang sangat berdekatan dengan gelaran Proliga Putaran kedua.
“Jadi mereka para pemain senior fokus pada Proliga, karena waktunya sangat mepet. Nanti kalau berangkat ke Filipina yang putri, pulang ke sini, lima hari lagi mereka harus bermain Proliga. Pihak klub ingin fokus pada Proliga karena takut para pemain cedera, takut staminanya turun, dan lain sebagainya, sehingga yang kami kirim adalah lapis kedua,” ujarnya.
Kondisi tersebut akhirnya harus dibayar dengan konsekuensi yang sangat besar. Performa dan kekuatan Timnas Indonesia jelas sangat berbeda saat diperkuat pemain-pemain senior dan berpengalaman. Kekalahan perdana atas hongkong menjadi ujian sekaligus fakta pertama bagaimana konsekuensi tersebut harus PBVSI terima.
Mentalitas bertarung timnas muda Indonesia secara jelas berbanding terbalik dengan pesaing-pesaing lainnya yang menurunkan pemain senior yang berpengalaman. Hal tersebut terlihat jelas saat timnas Indonesia mudah panik saat kondisi tertekan. Perbedaan pengalaman semakin terlihat saat momen rally terjadi. Timnas Indonesia cenderung monoton dan tidak cukup berani untuk memainkan variasi serangan. Melihat lebih dalam, agresifitas permanan Indonesia jelas sangat menurun. Spike keras, bola quick, monster block serta variasi serangan depan dan belakang jarang kita lihat dalam pertandingan tersebut. Kalah dalam hal determinasi di lapangan menjadi sebab dominan Indonesia tidak mampu berbuat banyak dalam 3 set partai pertama melawan Hongkong.
Kekalahan atas hongkong tidak hanya membuat Indonesia gagal sempurna membuka perjalanannya di AVC Challenge Cup 2024. Timnas Indonesia juga mengalami pengurangan poin di ranking dunia FIVB. Sebelum kekalahan atas HongKong, Timnas voli putri Indonesia berada di peringkat 55 dunia FIVB. Srikandi voli Tanah Air mengemas 47,97 poin. Setelah takluk di laga perdana AVC Challenge Cup 2024, poin tim voli putri Indonesia berkurang sebanyak -2.66. Dilansir laman resmi Volleyball World, ranking Timnas voli putri Indonesia turun tiga peringkat ke posisi 58 dunia FIVB bermodal 45.30 angka, Kamis (23/5/2024) siang WIB. Sedangkan untuk ranking Asian Volleyball Confederation (AVC), tim voli putri Indonesia turun satu peringkat. Yang sebelumnya berada di posisi delapan menjadi urutan kesembilan. Timnas voli putri Indonesia masih di bawah Thailand (199.90 poin) dan Vietnam (96.54 poin) di lingkup kawasan Asia Tenggara.
Ditinjau dalam sudut pandang jangka panjang, turnamen ini menjadi momentum regenerasi pemain andalan timnas indonesia baik sektor putra ataupun sektor putri yang beberapa sudah memasuki usia rentan.
Penulis: Rizal l Editor: Apr