Jakarta, Deras.id – Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang saat ini dibawah naungan Kementerian BUMN bergerak di banyak bidang dan membentuk holding masing-masing.
PT Pos Indonesia adalah BUMN di Indonesia yang didirikan pertama kali di Batavia (Jakarta) pada tanggal 26 Agustus 1746 oleh Gubernur Jenderal G.W Baron Van Imhoff.
Mengutip laman resmi posindonesia.co.id, tujuan didirikannya kantor pos saat itu untuk lebih menjamin keamanan surat-surat penduduk, terutama bagi mereka yang berdagang dari kantor-kantor di luar Jawa. Serta bagi mereka yang datang dari dan pergi ke Belanda. Sejak itulah, pelayanan pos telah lahir mengemban peran dan fungsi pelayanan kepada publik.
PT Pos Indonesia yang terkenal kurir nya dengan sebutan “tukang pos” memiliki keunggulan berupa jaringan layanan kantor cabang yang begitu luas, hampir menjangkau seluruh pelosok Nusantara. Bayangkan saja, PT Pos Indonesia memiliki kantor hampir di semua kecamatan di seluruh Indonesia. Setidaknya mencakup 72 persen dari 7.094 kecamatan atau memiliki 5.107 kantor cabang.
Masalahnya, kondisi bisnis pengiriman surat-menyurat pada hari ini sudah mengalami perubahan karena dipengaruhi oleh perilaku konsumen yang tidak lagi berkirim surat. Canggihnya teknologi serta maraknya perdagangan secara daring menjadi tantangan berat bagi PT Pos untuk dapat eksis ditengah gempuran jasa ekspedisi yang semakin menjamur.
“Transformasi terus dilakukan untuk menjadikan Pos Indonesia relevan terhadap perkembangan zaman. Transformasi ini tujuannya bukan untuk ke masa depan. Hal itu untuk menjadikan Pos Indonesia relevan dengan zaman sekarang. Untuk ke depan, Pos Indonesia harus melakukan inovasi,” ujar Corporate Secretary PT Pos Indonesia (Persero) Tata Sugiarta.
Transformasi yang dilakukan Pos Indonesia terbukti berjalan dengan baik. Pada tahun 2021, laporan keuangan membukukan nett income Rp 500 Miliar, terbesar selama 10 tahun terakhir. Hal ini menjadi membuktikan bahwa transformasi terus berjalan. Selain itu, torehan prestasi dan beragam penghargaan yang diraih, menjadi penegas Pos Indonesia sebagai BUMN yang paling masih tetap eksis.
Penulis: Dayu l Editor: Rifai