BeritaNasional

Mengenal Tradisi Bakar Ogoh-ogoh dalam Perayaan Nyepi Umat Hindu

Denpasar, Deras.id – Pada hari Nyepi, umat Hindu melakukan tradisi menyepi atau berdiam diri selama 24 jam. 

Selama periode tersebut, mereka tidak melakukan aktivitas yang dapat mengganggu ketenangan dan keheningan alam semesta.

Dalam perayaan Nyepi, umat Hindu juga membakar Ogoh-ogoh yaitu patung raksasa yang dibuat sebagai rangkaian tradisi Nyepi.

Dikutip dari denpasarkota.go.id, Ogoh-ogoh diarak keliling desa pada malam menjelang Hari Raya Nyepi (Ngerupukan/upacara pembersihan). Arak-arakan ogoh-ogoh diiringi gamelan Bali yang disebut Bleganjur. Selesai diarak, ogoh-ogoh lalu dibakar.

Ogoh-ogoh yang memiliki bentuk yang unik dan menakutkan, melambangkan segala macam kejahatan dan dosa yang ada di dunia, seperti rasa iri, dengki, kebencian, keserakahan, dan lain-lain.

Selain itu, Ogoh-ogoh juga merupakan suatu bentuk perwujudan roh jahat pada patung atau boneka besar dengan rupa menyeramkan, kemudian patung tersebut dibakar sebagai simbol agar bhuta kala tidak mengganggu kehidupan umat manusia.

Tujuan pembakaran Ogoh-ogoh juga untuk membersihkan diri dari segala macam kejahatan dan dosa, serta memperoleh keselamatan dan kebahagiaan.

Selama proses pembuatan ogoh-ogoh, umat Hindu juga menjalankan serangkaian ritual yang sangat khas.

Mereka memohon keberkahan dari para dewa dan roh leluhur, serta melakukan puja-tri-sandi, yaitu sembahyang tiga kali dalam satu malam.

Ogoh-ogoh umumnya terbuat dari bahan-bahan yang mudah terbakar seperti bambu, kayu, dan kertas. Untuk membuatnya diperlukan kecermatan dan ketelitian serta penuh rasa kebersamaan dan persaudaraan. Oleh sebab itu, yang membuat biasanya adalah kelompok-kelompok masyarakat setempat.

Penulis: Toro | Editor: Rifai

Show More
Dapatkan berita terupdate dari Deras ID di:

Berita Terkait

Back to top button

Adblock Detected

Mohon Matikan AdBlock di Browser Anda, Untuk Menikmati Konten Kami