Lifestyle

Mengenal Puasa Sunnah yang Sayang Dilewatkan

Jakarta, Deras.id – Puasa merupakan salah satu bagian dari rukun Islam. Dalam bahasa Arab, puasa disebut dengan shaum yang artinya menahan diri untuk tidak melakukan sesuatu atau mengucapkan sesuatu. Secara istilah, shaum berarti menahan diri dari semua hal yang membatalkan berupa makan atau minum atau hubungan suami istri, sejak dari terbit fajar sampai matahari terbenam yang kesemuanya disertai dengan niat.

Puasa juga disebut dalam Al Quran salah satunya dalam surat Maryam ayat 26:

فَكُلِيْ وَاشْرَبِيْ وَقَرِّيْ عَيْنًا ۚفَاِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ الْبَشَرِ اَحَدًاۙ فَقُوْلِيْٓ اِنِّيْ نَذَرْتُ لِلرَّحْمٰنِ صَوْمًا فَلَنْ اُكَلِّمَ الْيَوْمَ اِنْسِيًّا ۚ

Artinya: Maka makan, minum dan bersenang hatilah engkau. Jika engkau melihat seseorang, maka katakanlah ‘Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pengasih, maka aku tidak akan berbicara dengan siapa pun pada hari ini’.

Puasa lebih sering kita dengar sangat familiar adalah ramadan, ibadah yang wajib dijalani oleh umat Islam. Padahal ada pula puasa sunnah yang jika dikerjakan mendatangkan banyak pahala. Apabila puasa sunnah dilakukan maka akan mendapat pahala, dan jika tidak dilakukan juga tidak dihukumi dosa. Puasa sunnah sendiri dibagi menjadi dua, yaitu:

Baca Juga:  Tips Mencari Kerja di Jakarta

Puasa sunnah mutlaq (bebas), yaitu puasa sunah yang diperintahkan oleh Al Quran dan Sunah, yang tidak terikat waktu tertentu, kecuali dilakukan di waktu-waktu yang dilarang untuk berpuasa.

Puasa sunah muqayyad (terikat), yaitu puasa sunnah yang terikat oleh waktu tertentu seperti puasa Syawal, Senin dan Kamis, puasa Arafah, dan lain sebagainya.

Rasulullah memotivasi para umatnya agar melaksanakan puasa sunnah. Ada berbagai macam puasa sunah beserta penjelasannya:

1. Puasa Syawal

Anjuran untuk melaksanakan puasa Syawal adalah berdasarkan Riwayat dari Abu Ayyub Al-Anshari bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa yang berpuasa Ramadan kemudian diikuti puasa enam hari di bulan Syawal, maka seakan-akan ia berpuasa setahun.” (HR Al-Jamaah kecuali Al-Bukhari dan An-Nasa’i).

2. Puasa Dzulhijjah

Puasa sunah berikutnya adalah puasa Arafah yang dilakukan di bulan Dzulhijjah, yang diperuntukkan untuk semua umat muslim kecuali mereka yang sedang melaksanakan ibadah haji.

Hal ini sesuai dengan riwayat Abu Qatadah yang berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Puasa di hari Arafah menghapus dosa-dosa setahun yang lalu dan yang akan datang. Puasa hari asyura menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR Al-Jamaah kecuali Al-Bukhari dan Tirmidzi).

Baca Juga:  Simak! Hukum Berpikir Kotor Saat Puasa

3. Puasa Muharram (Asyura)

Puasa Asyura dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram, sehari sebelumnya, dan sehari setelahnya.

Seperti yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah ditanya tentang apa salat yang paling utama setelah salat wajib? Beliau menjawab ‘salat tengah malam’ beliau kemudian ditanya lagi, puasa apa yang paling utama setelah puasa wajib, beliau menjawab ‘puasa di bulan yang kalian sebut Muharram’. (HR Muslim dan lainnya).

4. Puasa bulan Sya’ban

Hal ini didasarkan berdasarkan Riwayat dari Aisyah bahwa ia berkata:

“Tidaklah aku melihat Rasulullah SAW berpuasa sebulan penuh kecuali bulan Ramadan, dan tidaklah aku melihatnya berpuasa paling banyak dalam sebulan, kecuali di bulan Sya’ban.” (HR Bukhari dan Muslim).

5. Puasa Asyhurul Hurum (bulan-bulan yang diharamkan berperang)

Pada bulan yang diharamkan berperang seperti pada bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.

6. Puasa Senin Kamis

Diriwayatkan dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW bahwa beliau paling banyak berpuasa di hari Senin dan Kamis. Saat ditanya alasannya, beliau menjawab:

Baca Juga:  Berbuat Baik jadi Amalan Peghapus Dosa

“Sesungguhnya amal-amal itu diajukan (kepada Allah) setiap hari Senin dan Kamis, maka Allah mengampuni setiap Muslim atau Mukmin, kecuali Mutahajirin (dua orang yang saling bermusuhan).” (HR Ahmad, sanad hadis ini shahih).

7. Puasa Tiga Hari setiap Bulan

Abu Dzar Al Ghifari berkata bahwa Rasulullah SAW memerintahkan kami untuk berpuasa selama 3 hari setiap bulan, di ayyamul bidh yaitu setiap tanggal 13, 14, 15 bulan-bulan Hijriyyah, dan beliau bersabda “Itu pahalanya seperti puasa setahun.” (HR. Nasai).

8. Puasa Daud

Puasa Daud atau puasa Nabi Daud adalah puasa dengan sehari puasa sehari berbuka atau tidak berpuasa. Hal ini sesuai dengan Riwayat dari Abdullah bin Amr, bahwa Rasulullah bersabda:

“Puasa yang paling dicintai oleh Allah adalah puasa Nabi Daud, dan shalat yang paling dicintai Allah adalah shalat Nabi Daud. Ia tidur setengah malam dan bangun sepertiganya dan beliau tidur lagi seperenam malam. Beliau puasa sehari dan berbuka (tidak puasa) sehari.” (HR Ahmad dan Ibnu Majah).

Penulis: Fat l Editor: Ifta

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Adblock Detected

Mohon Matikan AdBlock di Browser Anda