Jakarta, Deras.id – Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan sudah memberikan kuota impor gula kristal putih dan gula mentah untuk rafinasi. Kuota tersebut hampir 1 Juta Ton dan telah masuk dalam Neraca Komoditas tahun 2023.
“Kita sudah ratas untuk tahun depan. (RI) akan mengimpor gula kristal putih 991.000 Ton, hampir 1.000.000 ton. 3,6 Liter rafinasi. Ada kebutuhan khusus 10.000 atau 50.000,” tutur Zulkifli Hasan di depan Pasar Kebon Kembang, Bogor, Jumat (23/12/2022).
“Tapi neraca komoditas sudah diputuskan 991 kristal putih langsung ke konsumen, 3,6 rafinasi untuk industri, yang khusus kira-kira 50 Ribu,” imbuhnya.
Pemerintah tahun ini telah memberikan izin impor gula sebanyak 500 Ribu Ton. Akan tetapi yang terealisasi baru mencapai 300 Ribu Ton. Terkait sisanya, Kemendag telah memberikan pinalti kepada importir yang masih belum mengirimkan gula.
“Kemarin impor gula 500.000 Ton, yang melaksanakan itu kira kira 300.000 Ton, 200.000 Ton yang nggak melaksanakan. Itu sudah kita pinalti,” kata Zulkifli.
Impor gula terjadi karena kebutuhan gula nasional meningkat. Direktur Jenderal Industri Argo Kemenperin Putu Juli Ardika mengatakan jumlah gula yang dimiliki Indonesia tidak mampu mencukupi kebutuhan masyarakat Indonesia bahkan sampai pada tahun 2030.
“Dengan pertumbuhan kebutuhan gula nasional yang semakin meningkat, maka pada tahun 2030 diproyeksikan kebutuhan gula nasional akan mencapai 9,81 Juta Ton. Kami terus berupaya agar dapat memfasilitasi investasi pengembangan dan pembangunan pabrik gula baru maka akan ada kekurangan gula di dalam negeri sebesar 7,13 Juta Ton,” kata Putu Juli Ardika.
Sebagai informasi, angka produksi gula masih jauh dari keseluruhan jumlah kebutuhan gula nasional yakni 6 Juta Ton. Oleh karena itu terjadi defisit gula sebesar 3,8 Ton yang harus dipenuhi dari impor.
Penulis: Risca l Editor: Ifta