BeritaNasional

Megawati Soroti Stunting, Sebut Orang RI Tinggi Badanya di Bawah Rata-rata

Jakarta, Deras.id – Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) sekaligus Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyoroti soal kasus stunting di Indonesia. Menurutnya, masih banyak warga Indonesia yang memiliki tinggi badan di bawah rata-rata.

“Sebenarnya negara ini banyak tinggi fisiknya juga di bawah rata-rata. Indonesia menurut saya sekarang seharusnya itu saja tidak tercapai. 160 saja belum tercapai,” tuturnya dalam acara Kick Off Pancasila dalam Tindakan di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (16/2/2023).

Presiden RI ke-5 itu pun menceritakan jika mempunyai standar tinggi badan yang ideal adalah 180 sentimeter untuk pasangan para cucunya. Megawati mengatakan lima cucu perempuannya kini sudah jadi sarjana.

Tak hanya itu, Megawati juga sudah mewanti-wanti agar para cucunya tidak langsung tertarik jika mendapati pria yang menyukainya. “Enggak usah kelenger dulu ya. Dijejer-jejer dulu. Jangan cari yang pendek ya,” imbuh Megawati dengan terkekeh.

Baca Juga:  Alami Krisis Ekonomi, Sri Langka Pangkas Militer

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional atau BKKBN dr Hasto Wardoyo pada acara itu mengatakan meskipun orang stunting itu memiliki postur tubuh pendek, kendati demikian belum tentu yang pendek itu stunting.

“Selama ini, pemeriksaan identifikasi stunting di Indonesia hanya melalui pengukuran tinggi badan, harusnya juga diikuti dengan pemeriksaan kecerdasan. Karena yang stunting harus diperiksa kecerdasannya,” terangnya.

Sebab, kata Hasto, selama ini, pemeriksaan identifikasi stunting di Indonesia hanya melalui pengukuran tinggi badan. Seharusnya pemeriksaan tersebut juga diikuti dengan pemeriksaan kecerdasan. “Karena yang stunting harus diperiksa kecerdasannya,” tambahnya.

Hasto juga memaparkan data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terkait prevalensi stunting balita berdasarkan provinsi 2021-2022. Hasto mengatakan pada 2021 jumlah stunting mencapai 24,4 persen. Angka itu turun pada 2022. “Turun, alhamdulillah, menjadi 21,6 persen,” katanya.

Baca Juga:  Dirjen PDP: IDM Sebagai Kerangka Kerja Pembangunan Berkelanjutan di Desa

Penulis: Alfan l Editor: Rea

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Adblock Detected

Mohon Matikan AdBlock di Browser Anda