Jakarta, Deras.id – Piagam kerja sama yang telah dibuat oleh tiga partai di Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) disebut sebagai bentuk ketidakpercayaan antara partai pengusung Anies Baswedan. Sehingga dianggap perlu dibuatnya sebuah perjanjian supaya salah satu partai di koalisi tidak berkhianat.
“Justru dengan bikin piagam ini, secara tersirat ada saling ketidakpercayaan di antara 3 (NasDem, PKS dan Demokrat) partai ini,” ujar Patrice Rio Capella dalam Podcast Akbar Faizal Uncensored seperti dikutip Deras.id, Selasa (30/5/2023).
Meski sudah bersepakat membuat piagam, namun tidak ada jaminan partai di KPP tidak akan keluar dari koalisi. Sebab jika Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tidak jadi cawapres Anies, maka Demokrat berpeluang akan keluar dari koaliasi.
“Ya perlu diikat bersama bahwa kemudian dengan itu Demokrat tidak akan lari, tidak ada jaminan bahwa piagam itu adalah harga mati. Menjadi kitab suci, menjadi perjanjian yang sakral. Perjanjian sakral di dalam sebuah partai politik sebuah kepentingan bersama,” tambahnya.
Lebih lanjut, ketika kepentingan yang sudah tertuang dalam piagam tidak terlaksana. Maka piagam tersebut hanya akan menjadi sejarah bahwa tiga partai pengusung Anies pernah membuat perjanjian di sebuah piagam namun tidak terealisasi.
“Ketika kepentingan bersama tidak ketemu maka piagam itu menjadi nothing gitu,” tutur Rio.
Rio berpendapat bahwa dalam sebuat politik sebaiknya suatu gagasan disampaikan secara lisan ke publik. Sehingga msayarakat langsung mencerna gagasan tersebut, ketimbang harus mencerna sebuah tulisan.
“Karena dalam politik itu lebih bermakna sesuatu yang disampaikan kepada publik secara lisan daripada memaknai sebuah tulisan,” ucap Rio.
Penulis: Kusairi l Editor: Ifta
