Kunjungi China, Prancis Cari Solusi Selesaikan Perang Ukraina

Beijing, Deras.id – Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Komisi Eropa Ursula Von der Leyen mengunjungi China selama tiga hari untuk bertemu dengan Presiden China Xi Jinping. Kunjungan tersebut akan membahas terobosan penyelesaian perang Ukraina dengan Rusia.

“Masalah utama yang mungkin ingin didorong oleh Macron dan Vin der Leyen adalah untuk membantu mendapatkan dukungan dari China dalam berurusan dengan Rusia dan untuk membantu maju di depan itu,” kata Zsuzsa Anna Ferenczy seorang peneliti di Institut Keamanan Swedia, Rabu (5/4/2023).

China secara resmi netral dalam perang tetapi telah menopang Rusia secara ekonomi dan diplomatik dalam menghadapi sanksi Barat. Xi juga memiliki telinga Presiden Rusia Vladimir Putin, dengan siapa ia berbagi persahabatan dekat selama lebih dari satu dekade.

Pada bulan Maret, keduanya menandatangani kemitraan strategis Tiongkok-Rusia selama kunjungan kenegaraan Xi ke Moskow.

Pada KTT G20 pada November, Macron menyerukan China untuk memainkan peran mediasi yang lebih besar dalam perang tersebut. Tetapi Beijing belum memajukan perannya selain mengeluarkan rencana perdamaian 12 poin yang telah mendapat tanggapan hangat di Kyiv dan ibu kota Barat.

Diketahui, perjalanan Macron adalah yang pertama ke China sejak pandemi COVID-19 meletus pada awal 2020, ketika Beijing secara efektif menutup perbatasannya untuk bepergian. Pemimpin Prancis terakhir mengunjungi China pada tahun 2019.

Sebelumnya, Macron dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden sepakat dalam panggilan telepon menjelang perjalanannya untuk melibatkan China guna mempercepat akhir perang di Ukraina.

“Kedua pemimpin telah menyebutkan keinginan bersama untuk melibatkan China guna mempercepat akhir perang di Ukraina dan mengambil bagian dalam membangun perdamaian berkelanjutan di kawasan itu,” kata kantor Macron dalam sebuah pernyataan.

Sementara, dengan latar belakang yang tegang seperti itu, Macron diperkirakan akan meminta China untuk tidak memasok senjata ke Rusia. Beijing diketahui tidak memasok persenjataan ke Rusia meskipun ada permintaan dari Moskow, meskipun pejabat AS telah memperingatkan kemungkinan itu.

Penulis: Andre l Editor: Saiful

Exit mobile version