Kontra Strategi Persib Bandung dalam Mengalahkan Madura United
Jakarta, Deras.id- Final Liga 1 mempertemukan Persib Bandung vs Madura United berakhir 3-0 untuk kemenangan Maung Bandung pada leg pertama di Stadion Si Jalak Harupat, Minggu (26/5/2024). Adu strategi yang sangat seru ditampilkan oleh kedua pelatih di atas lapangan. Pada babak pertama, Madura United berhasil membuat kelimpungan lini tengah Persib Bandung yang diisi oleh Dedi Kusnandar, Rahmat Irianto dan Stefano Beltrame melalui permainan rotasi yang sangat dinamis. Sektor tengah Madura United yang diisi oleh Hugo Gomez (Jaja), Jacob, dan Rivera yang memainkan permainan rotasi diimbangi oleh duet pemain saya Malik Richaldi dan Dlberto. Kombinasi tersebut cukup membuat nyaman Madura United untuk mengontrol situasi permainan di sektor tengah.
Berhasil menguasai sektor tengah, membuat Madura United lebih mudah menciptakan banyak ruang dan lebih leluasa melakukan attacking. Kendati demikian, pemain pemain Madura United sulit untuk bisa menembus empat pemain belakang dari Persib Bandung yang diisi fullbeck kiri rezaldi hanusa, twin tower ada Alberto Rodriguez dan Nick Kupers serta fullbeck kanan diisi oleh Henhen. Akibatnya, dari sikap attacking dan shoot on target pun create peluang yang Madura United ciptakan sangat minor.
Persib Bandung sendiri di babak pertama secara tidak biasa lebih bermain menunggu. Hal tersebut dimanfaatkan oleh Madura United untuk lebih banyak menguasai bola. Lebih banyak menguasai bola semakin mempermudah Madura United untuk melakukan rotasi posisional sehingga menjadi salah satu alternatif yang mereka lakukan untuk bisa merusak zona marking yang dilakukan oleh pemain-pemain Persib Bandung.
Beberapa gerakan-gerakan rotasi yang dilakukan seperti Rivera yang berada di posisi belakang Dalbertos. Striker mereka kadang bergerak ke posisi sebelah kiri dan posis i Dalberto bergerak ke posisi Malik, kemudian Malik masuk ke fals-9. Saat Rivera tetap berada di posisi Jacob, Gomez bergerak masuk ke ke depan untuk menciptakan banyak orang di sektor tengah. Banyak pemain-pemain Madura di sektor Tengah 4 lawan 3, atau 4 lawan 2 dengan pemain Persib Bandung.
Memasuki babak kedua, Persib melakukan pendekatan yang berbeda. Ciro dkk menerapkan permainan high pressing. Tekanan-tekanan dengan intensitas tinggi sulit untuk bisa diantisipasi. Hal tersebut disebabkan kondisi permainan Madura yang tidak seperti permainan babak pertama. Kepanikan mulai terlihat seperti salah passing dan kerap kehilangan bola muncul dari Laskar Sakera.
Memanfaatkan situasi tersebut, Persib Bandung mulai mengambil inisiasi pertandingan di babak kedua. Persib Bandung di atas kertas menggunakan Grafis tactical dengan pola 1-4-2-3-1. Di barisan terakhir ada Kevin yang tidak begitu banyak melakukan antisipasi ataupun penyelamatan. Hal itu tidak lepas dari peran empat pemain di belakang persib yang sangat tenang mengantisipasi setiap serangan yang dibangun Madura United. Kemudian di sektor tengah double pivot Ada Dedi Kusnandar dan Rahmat Irianto yang menemukan sentuhan magisnya dalam mengalirkan bola. Sayap kanan ada Febri Haryadi, Beltrame, Ciro Alves, David Da Silva yang tampil efektif menusuk ke barisan pertahanan Madura United.
Madura United di atas kertas menggunakan pola 1-4-2-3-1, di belakang ada Lukas Lukas yang beberapa kalai harus berjibaku mengamankan gawangnya dari ancaman striker Persib Bandung. Kemudian di fullbeck kanan Dodi untuk menjaga ciro Alves. kemudian Fahrudin, Klberson, dan Koko tampil solid di belakang. Hugo Gomez, Jacob sebagai double pivot memberi kenyamanan bagi Madura United untuk mensirkulasikan bola. Hilangnya Jaja dengan masuknya Ricky Afrian mempengaruhi permainan dari Madura United. Proses gol pertama misalnya, ketika Jaja tidak ada ada, Ricky yang bertanggung jawab untuk bisa mengantisipasi pergerakan tanpa bola yang dilakukan oleh pemain Persib Bandung. Alhasil dari situasi tersebut akhirnya Persib bisa menciptakan gol. Kehilangan Jaja, kontra strategi selanjutnya dilakukan oleh Persib Bandung dengan memasukkan Ezra kemudian pemain-pemain yang bersikap lebih attacking. Hal tersebut merupakan confidence yang dimiliki oleh Pelatih Persib, Boyan Hodak di saat ada salah satu pemain penting dari Madura yang tidak bermain.
Madura United menggunakan pola 4-4-2 ketika melakukan defensif strategi dengan maksud mengurangi ruang dari Persib. Persib Bandung selanjutnya mampu bermain lebih adaptif dan lebih dinamis. Saat melakukan counter attack, Persib menggunkan pola 4-1-4-1 dan kadang mengubahnya secara dinamis menjadi 4-4-2. Peran fullbeck Persib Bandung yang tampil prima membuat strategi dinamis Persib berjalan mulus. Dua gol menjelang akhir laga mampu diperolah dengan skema serangan cepat.
Penulis: Rizal l Editor: Apr