Konflik Makin Berkecamuk, PBB: Tidak Ada yang Aman

Gaza, Deras.id – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres memperkuat tuntutan gencatan senjata di wilayah Gaza, setelah pemboman tempat-tempat vital. Tuntutan tersebut muncul setelah otoritas kesehatan Palestina mengkonfirmasi jumlah korban tewas akibat serangan Israel mencapai 10.000 orang.

“Operasi darat oleh Pasukan Pertahanan Israel dan pemboman yang terus berlanjut menghantam warga sipil, rumah sakit, kamp pengungsi, masjid, gereja dan fasilitas PBB. Termasuk tempat penampungan, tidak ada yang aman,” kata Guterres kepada wartawan, seperti dikutip dari reuters.com, Senin (6/11/2023).

Israel maupun militan Hamas yang menguasai Gaza telah menolak tekanan internasional untuk melakukan gencatan senjata. Pihak Israel meminta agar warga yang disandera harus dibebaskan terlebih dahulu, sementara Hamas mengatakan mereka tidak akan membebaskan mereka atau menghentikan pertempuran ketika Gaza masih di serang.

“Pada saat yang sama, Hamas dan militan lainnya menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia dan terus meluncurkan roket tanpa pandang bulu ke arah Israel,” tambahnya.

Gaza telah menjadi kuburan bagi anak-anak maupun warga sipil setelah penyerangan pasukan Israel tanpa henti. Kemudian Israel mengkonfirmasi bahwa 31 tentaranya tewas dan berjanji untuk memperluas operasi darat di Gaza.

Pasukan Israel memberitahu bahwa kelompok militan Hamas bersembunyi bersama warga sipil dan di rumah sakit. Disisi lain, Hamas menolak klaim tersebut dan mengatakan gagasan bahwa Hamas bermarkas di rumah sakit adalah narasi palsu yang harus diverifikasi PBB.

Menurut kementerian kesehatan Gaza mengatakan setidaknya 10.022 orang di Gaza telah terbunuh, termasuk 4.104 adalah anak-anak.

“Gaza menjadi kuburan bagi anak-anak. Ratusan anak perempuan dan laki-laki dilaporkan terbunuh atau terluka setiap hari,” tegas Guterres.

Kemudian, sekjen PBB itu juga mengutarakan bahwa 89 orang pekerja dengan badan pengungsi Palestina PBB (UNRWA) termasuk di antara korban tewas. UNRWA mengatakan lima rekannya telah terbunuh dalam 24 jam terakhir.

“Kita memerlukan gencatan senjata kemanusiaan segera. Sudah 30 hari berlalu, cukup sudah. Ini harus dihentikan sekarang,” isi pernyataan 18 organisasi PBB.

Penulis: Andre l Editor: Saiful

Exit mobile version