Mesir, Deras.id – Upaya mengatasi krisis iklim tentang kompensasi untuk negara-negara yang menjadi korban resmi masuk sebagai pembahasan Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim PBB alias Conference of the Parties (COP) ke-27 di Mesir yang dimulai pada Minggu (6/11/2022). Shameh Soukry menyebut bahwa hal ini merupakan cerminan solidaritas antar negara anggota.
“Dimasukkan nya agenda ini mencerminkan rasa solidaritas bagi para korban bencana Iklim,” ucap Presiden COP27 tersebut pada YouTube UN Climate Change.
COP27 yang dihadiri delegasi dari para kepala negara berlangsung dua hari sedangkan para delegasi menteri akan dilakukan pada tanggal 15-18 November. Forum yang di adakan 1 tahun sekali ini sekaligus membahas kerugian dan kerusakan yang di alami oleh negara-negara miskin terkait emisi pemanasan Iklim dari negara-negara kaya.
“Ini untuk pertama kalinya kita menciptakan ruang yang stabil secara institusional pada agenda formal COP dan Perjanjian Paris untuk membahas hal mendesak dalam pengaturan pendanaan yang diperlukan untuk mengatasi kesenjangan yang ada, menanggapi kerugian dan kerusakan,” imbuh Presiden COP27.
COP27 merundingkan negara-negara yang terekena perubahan iklim. Diantaranya adalah Banjir bandang Iran yang menelan korban jiwa lebih 1000 dan Pakistan yang dilanda banjir hingga krisis dapat diperhitungkan dalam forum tersebut.
Isu pemberian ganti rugi resmi dibahas setelah diskusi alot selama beberapa tahun terakhir dan selalu ditentang oleh negara-negara kaya salah satunya Amerika Serikat. Kesepakatan ini pun dicapai setelah perundingan intens selama dua hari dari seluruh delegasi yang hadir.
Untuk Informasi, COP26 sebelumnya diselenggarakan pada tanggal 31 Oktober sampai 12 November 2021 dan di ketuai oleh Alon Sharma di Glasgow, Skotlandia.
Penulis: Andre | Editor: Ifta