Spanyol, Deras.id – Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez telah mengadakan pertemuan dengan Maroko untuk menandatangani sekitar 20 perjanjian. Negara tetangga itu sepakat menyampingkan perselisihan yang terjadi dan berusaha memperbaiki hubungan antar keduanya.
“Kami telah menyepakati komitmen untuk saling menghormati, dimana dalam wacana dan praktik politik kami, kami akan menghindari segala sesuatu yang kami tahu akan menyinggung pihak lain, terutama mengenai bidang kedaulatan kami masing-masing,” kata Sanchez yang dikutip dari Aljazeera.com, Jumat (3/2/2023).
Perselisihan kedua negara tersebut dimulai ketika Spanyol mengklaim wilayah Kantong Ceuta dan Melilla, tetapi Maroko menolak klaim tersebut. Selain itu, Maroko menyesali atas kedatangan pengungsi migran Spanyol di wilayah Sahara barat.
Saat ini Madrid berusaha mengubah keadaan dengan Maroko yang telah menyebabkan krisis diplomatik regular. Krisis tersebut disebabkan adanya penyerbuan 8.000 migran dari kantong Ceuta Afrika Utara Spanyol pada 2021 setelah Rabat sebutan Maroko melonggarkan pengawasan perbatasan.
Selain itu, Sanchez telah mendukung Maroko untuk menciptakan wilayah otonom. Gerakan itu didukung aljazair Front Polisario untuk mendirikan negara merdeka di wilayah tersebut.
Kemudian, seorang tokoh Afrika Utara di Institut Studi Sahara Al Jazeera Yasmine Hasnaoui mengatakan kunjungan Sanchez ke Rabat menandai pengaturan ulang hubungan dengan Maroko.
“Kunjungan pemerintah Spanyol ke Maroko mengantarkan era baru berkat peta jalan yang jelas setelah Spanyol engan tegas mengakui kedaulatan historis Maroko atas wilayahnya di otonomi,” kata Yasmine.
Penulis: Andre l Editor: Rea