Cianjur, Deras.id – Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengimbau kepada masyarakat cianjur agar lebih berhati-hati terhadap berbagai kemungkinan cuaca buruk usai insiden gempa Cianjur. Terlebih saat ini intensitas hujan cukup tinggi. Hal itu akan berakibat fatal pada daerah perbukitan dan bantaran sungai yang mengakibatkan banjir bandang, dan sejumlah lereng tanah rawan longsor.
“Lereng-lereng yang rapuh ini ditambah hujan deras dapat memicu terjadinya longsor dan banjir bandang dengan membawa material keruntuhan lereng,” ujar Dwikorita Karnawati seperti dikutip dari akun resmi Instagram Pemkab Cianjur.
Dwikorita menyampaikan, sejumlah korban jiwa dalam peristiwa gempa Cianjur itu diakibatkan tertimpa bangunan yang tidak mampu menahan guncangan gempa.
Terpisah, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan bahwa setidaknya terdapat 268 korban jiwa yang meninggal dunia, 151 hilang, dan 1,083 luka-luka.
Lebih jelas, Dwikorita mengajak masyarakat untuk tidak mendekati bangunan yang kondisinya rusak dan retak disebabkan oleh gempa bumi. Ia menilai hal itu dikhawatirkan tidak kuat menopang dan berpotensi ambruk jika sewaktu-waktu terjadi gempa susulan.
“Untuk sementara jangan memaksakan kembali ke rumah jika bangunannya rusak atau retak-retak. Hingga pukul 06.00 WIB, 22 November 2022, telah terjadi 117 gempa susulan dengan terbesar tinggi getaran 4.2 dan terkecil 1.5 magnitudo,” imbuhnya.
Dwikorita juga meminta masyarakat untuk tetap tenang dan waspada, serta tetap berhati- hati untuk mempercayai informasi ataupun berita yang tidak jelas.
“Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal-kanal komunikasi resmi BMKG,” pungkasnya.
Penulis: Danu | Editor: Dian