Polewali Mandar, Deras.id – Direktorat Promosi Pemasaran Produk Unggulan Transmigrasi (P3UT) Kementerian Transmigrasi melakukan kunjungan kerja ke Kecamatan Tubbi Taramanu (Tutar), Kabupaten Polewali Mandar, untuk mengidentifikasi potensi unggulan kawasan transmigrasi. Kunjungan ini merupakan langkah awal penyusunan Buku Potensi Investasi Kawasan Tubbi Taramanu yang diharapkan menjadi pedoman pengembangan ekonomi daerah berbasis pertanian, industri olahan, dan pariwisata.
Tiga desa menjadi fokus utama kunjungan, yaitu Taramanu Tua, Luyoh, dan Bulo. Di Desa Taramanu Tua, pemerintah berencana menempatkan 100 Kepala Keluarga (KK) calon transmigran baru.
“Penempatan ini bukan sekadar memindahkan penduduk, tetapi membangun pusat pertumbuhan baru yang akan memperkuat ekonomi berbasis lahan produktif,” ujar Bowo Staff Kementrans (31/7/2025).
Di Desa Luyoh, potensi kakao menjadi perhatian utama. Kementerian menilai kualitas kakao lokal memiliki daya saing ekspor. sehingga dari besarnya kompetensi kakao Kementrian Transmigrasi berencana akan membuat tempat pengolahan Kakao di desa Luyoh.
“Kami melihat peluang besar membangun pusat pengolahan kakao di sini. Dengan dukungan usaha lokal seperti Macoa yang sudah memproduksi kopi dan kakao dengan packaging siap jual, desa ini bisa menjadi model hilirisasi kakao di Sulawesi Barat,” lanjutnya.
Sementara itu, Desa Bulo dikenal sebagai kawasan agrowisata dengan potensi kopi, durian, dan olahan nilam. Durian khas daerah ini, yaitu Durian Otong serta Masmuar, memiliki kualitas unggulan yang berpotensi menembus pasar nasional hingga Internasional.
“Kami tidak hanya melihat potensi hasil bumi, tetapi juga bagaimana produk-produk ini bisa masuk rantai pasok ekspor,” ujar, Misbah perwakilan Dir. P3UT (1/8/2025).
Selain memetakan potensi, tim Kementerian Transmigrasi juga mengundang Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk membahas langkah kolaboratif. hal ini juga guna efisiensi karena keterbatasan waktu dari tim pusat, dan juga mensinergikan satu data terkait bagaimana kawasan Transmigrasi kedepanya.
“Kerja sama lintas sektor sangat penting. Tanpa dukungan dinas pertanian, pariwisata, perdagangan, hingga Desa, pengembangan kawasan ini tidak akan maksimal,” tegas Ahmad Syauqi Tenaga Ahli P3UT.
Kunjungan juga menyoroti potensi wisata alam. Bukit Anugerah di Desa Bulo, yang berada pada ketinggian sekitar 500 mdpl, menawarkan panorama “Negeri di Atas Awan” yang menjadi daya tarik wisatawan. Selain itu, kawasan ini memiliki pemandian air panas, air terjun alami, serta Puncak Uhai Sibali yang sedang dikembangkan sebagai destinasi ekowisata.
Meski memiliki potensi besar, tantangan infrastruktur masih menjadi pekerjaan rumah. Kabupaten Polewali Mandar belum memiliki bandara maupun jalur tol. Wisatawan harus menempuh perjalanan darat sekitar 5 jam dari Mamuju atau 6 jam dari Makassar. “Aksesibilitas adalah kunci. Jika infrastruktur transportasi diperkuat, dampaknya bukan hanya untuk pariwisata, tetapi juga distribusi hasil pertanian dan ekspor,” ungkap salah satu perwakilan Dinas Perhubungan yang hadir dalam pertemuan.
Bupati Polewali Mandar yang juga dikenal sebagai petani dan pengusaha kakao turut memberikan dukungan penuh. “Kami ingin menjadikan kakao sebagai ikon Polewali Mandar. Kehadiran Kementerian Transmigrasi membuka peluang besar untuk mengintegrasikan program transmigrasi dengan pengembangan ekonomi lokal,” ujarnya.
Direktorat P3UT memastikan, hasil kunjungan ini akan menjadi dasar dalam penyusunan Buku Potensi Investasi yang menyoroti komoditas unggulan seperti kakao, kopi, durian, nilam, serta potensi wisata dan budaya. Buku ini akan menjadi rujukan strategis bagi pemerintah, investor, dan pelaku usaha dalam mengembangkan kawasan transmigrasi Tubbi Taramanu sebagai pusat ekonomi baru di Sulawesi Barat.
Penulis : Putra Alam
