Yahukimo, Deras.id – Keluarga merasa ada yang janggal terkait kematian seorang perwira TNI AL asal Sumatera Utara, Lettu Laut (K) dr Eko Damara (31), yang ditemukan meninggal di Poskotis Satgas Mobile RI-PNG Yonif 7 Marinir, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, pada (27/4/2024). Pihak keluarga meminta agar jasadnya diautopsi.
“Kita menerima telepon bahwa almarhum Lettu Laut dr Eko Damara itu dinyatakan meninggal, ditemukan di kamar mandi dengan luka tembak di kepala. Kemudian ditanyakan keluarga apa penyebabnya, siapa yang nembak, kata mereka nanti diinformasikan setelah sampai di rumah duka ,” kata Paman korban, Abdul Sattar, Senin (20/5/2024).
Eko merupakan personel Yonkes 1 Marinir yang diperbantukan di Satgas Mobile RI-PNG Yonif 7 Marinir. Abdul Sattar, melanjutkan bahwa Eko awalnya dilaporkan tewas di dalam kamar mandi dengan luka tembakan di kepala. Dari keterangan saksi, Eko diduga bunuh diri dengan menggunakan senjata api yang ditembakkan ke kepalanya.
“Kita menerima telepon bahwa almarhum Lettu Laut dr Eko Damara ditemukan meninggal di kamar mandi dengan luka tembak di kepala. Ketika ditanyakan penyebabnya, pihak berwenang menjanjikan informasi lebih lanjut setelah jenazah tiba di rumah duka,” kata Abdul, Senin (20/5/2024).
Menurut Abdul, setelah kejadian tersebut, jasad Eko langsung dimandikan dan dikafankan, lalu diberangkatkan dari Papua dan tiba di Stabat, Kabupaten Langkat, pada (29/4/2024). Sesampainya jenazah di rumah duka, keluarga membuka kain kafan dan menemukan sejumlah luka lebam serta bekas sundutan rokok di tubuh Eko.
“Keluarga curiga dengan kematian dr Eko. Setelah jenazah sampai, kami menemukan lebam-lebam yang tidak merata dan bekas sundutan rokok di punggung kiri. Di kepala ada bekas senjata peluru masuk dari arah belakang kuping tembus ke kening atas,” ungkap Abdul.
Keluarga sangat menyayangkan asumsi TNI AL bahwa Eko tewas karena bunuh diri tanpa adanya bukti kuat. Hingga saat ini, jasad korban belum diautopsi. Oleh karena itu, keluarga meminta jasad Eko diautopsi untuk mengungkap penyebab pasti kematiannya.
“Kami yakin bahwa almarhum adalah korban pembunuhan. Sebelum ada pembuktian, seharusnya tidak boleh disimpulkan begitu saja. Kami hanya meminta autopsi dan uji balistik untuk mengungkap kematian almarhum,” pungkas Abdul.
Penulis: Putra Alam | Editor: Saiful