Sydney, Deras.id – Kepala intelijen Australia Andrew Shearer mengatakan bahwa keunggulan teknologi Amerika Serikat (AS) sedang terkikis. Australia, Inggris dan Amerika Serikat (AUKUS) harus berkolaborasi dalam teknologi kuantum dan hipersonik untuk bersaing melawan China.
“Kami melihat keunggulan teknologi lama kami mulai terkikis, dan dalam beberapa kasus keunggulan itu benar-benar hilang,” kata Andrew pada konferensi, dikutip dari chanelnewsasia.com, Selasa (4/4/2023).
Andrew juga menambahkan bahwa keseimbangan kekuatan di kawasan Indo-Pasifik mulai bergeser dari Amerika Serikat dan sekutunya.
Mantan CEO Google Eric Schmidt, ketua proyek studi kompetitif khusus AS mengungkapkan bahwa China tidak seperti Uni Soviet pada puncak perang dingin, karena itu adalah pesaing otokratis yang dijalankan oleh para teknokrat yang sangat cakap.
Ilmuwan komputer kuantum top Australia, Michelle Simmons mengatakan AUKUS perlu mengatasi rintangan untuk berkolaborasi, seperti investasi asing dan pembatasan visa. Dia juga mendesak ketiga negara membentuk misi bersama untuk mengembangkan komputer kuantum.
“Sangat Penting bagi negara-negara bekerja sama untuk memastikan kami mengumpulkan sumber daya kami, untuk memastikan kami berada di garis depan,” katanya.
Sedangkan, Inggris berada di belakang tempat yang diinginkannya dalam hipersonik dan AUKUS akan membantu, kata Stephen Lovegrove mantan penasihat keamanan nasional Inggris.
Kemudian, Schmidt penasihat Departemen Pertahanan Amerika Serikat tentang kecerdasan buatan, mengatakan China diorganisir di sekitar drone, teknologi hipersonik dan otomatis. Hal ini akan memengaruhi keputusan pengeluaran militer Australia.
Meskipun kemungkinan akan ada pemisahan antara China dan sekutu Barat dalam teknologi kritis, China bukanlah musuh dan dapat bekerja sama di bidang lain.
“kami akan memiliki banyak kemitraan non-strategis dengan China, dan Australia khususnya, akan asa banyak perdagangan dalam hal-hal yang relatif komoditas, tetapi tidak akan ada kesepakatan tentang standar umum pada cip,” kata Schmidt.
Untuk diketahui, pada pertengahan September 2021, melalui konferensi pers virtual, sebuah kerja sama baru diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan Perdana Menteri Australia Scoot Morrison.
Kerja sama baru yang disebut AUKUS itu merupakan sebuah pakta pertahanan bersejarah mencakup wilayah Asia Pasifik. AUKUS merupakan singkatan dari Australia, United Kingdom dan United States of America.
Penulis: Andre l Editor: Saiful