Keberhasilan TEKAD dan Kelompok Vinama Desa Sanahu: Menuju Ikon Penghasil VCO di Maluku

Seram Bagian Barat, Deras.id – Desa Sanahu di Kecamatan Elpaputih, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), memiliki potensi besar dari kekayaan alamnya, khususnya kelapa. Dari sumber daya ini, kelompok usaha mikro Vinama terus berkembang dan kini dikenal sebagai satu-satunya produsen Virgin Coconut Oil (VCO) di desa tersebut.

Kelompok Vinama lahir dari inisiatif Program dari program TEKAD (Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu). Hingga hari ini, Vinama mampu bertahan dan melanjutkan produksi VCO hingga kini.

Program TEKAD adalah inisiatif kolaboratif antara IFAD (International Fund for Agricultural Development) dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) yang bertujuan untuk memperkuat perekonomian masyarakat pedesaan di Indonesia. Program ini difokuskan pada pemberdayaan ekonomi dan peningkatan kapasitas desa melalui beberapa pendekatan utama.

“Kami dilatih di Jogjakarta untuk memproduksi VCO dengan benar. Bahkan alat-alat seperti batu, botol, dan kapas didatangkan dari sana,” ungkap Bapa Poly, Ketua Kelompok Vinama, Jumat (18/10/2024).

Menurut Bapa Poly, salah satu tantangan terbesar yang membuat kelompok lain bubar adalah minimnya ketekunan. Warga yang terbiasa dengan kekayaan alam sekitar cenderung memilih cara hidup yang lebih santai.

“Di sini, tinggal ambil ikan dari pantai atau petik sayur di hutan. Ini membuat orang hidup nyaman. Tapi pembuatan VCO butuh ketekunan dan suasana hati yang baik,” jelasnya.

Bapa Poly menekankan bahwa kesabaran adalah kunci keberhasilan dalam pembuatan VCO, karena kondisi emosional bisa memengaruhi hasil produksi. “Kalau suasana hati tidak baik, VCO bisa gagal. Saya pernah seharian membuat VCO setelah bertengkar dengan istri, dan hasilnya tidak jadi,” tuturnya sambil tertawa.

Dengan kerja keras dan ketekunan, Bapa Poly mampu menyekolahkan anak-anaknya hingga lulus kuliah dari hasil usaha VCO. Kini, ia bercita-cita menjadikan Desa Sanahu sebagai pusat produksi VCO di Maluku.

“Dengan dukungan modal dan pelatihan lebih lanjut, saya berharap bahan-bahan yang selama ini didatangkan dari Yogyakarta bisa diproduksi sendiri di sini,” harapnya.

Bapa Poly juga telah menanam 500 pohon kelapa untuk memastikan keberlanjutan bahan baku VCO. Saat ini, sekitar 50 pohon sudah mulai berbuah, dan ia berharap lebih banyak warga ikut serta dalam produksi VCO, sehingga jaringan pemasaran bisa semakin luas.

“Kita bisa memperluas pasar dan meningkatkan ekonomi desa jika lebih banyak orang terlibat dalam produksi VCO,” katanya.

Dinas Ketahanan Pangan terus mendukung Vinama dengan menyediakan peralatan produksi dan kemasan. Pada 2018, kelompok ini difasilitasi untuk mengikuti pameran di Bogor, memperkenalkan produk mereka ke pasar yang lebih luas. Selain itu, Bapa Poly kerap diminta melatih kelompok serupa di beberapa kabupaten di Maluku, dan ia berpotensi menjadi Penyuluh Swadaya.

Bapa Poly mempromosikan manfaat VCO, mulai dari pengobatan alami hingga perawatan kulit. “VCO bisa dicampur madu untuk mengobati batuk darah, bagus untuk pijat kepala, bahkan bisa membuat kulit wajah glowing,” katanya.

Dengan lokasinya yang strategis di jalur Trans Seram yang menghubungkan dua kabupaten, kelompok Vinama berpeluang besar berkembang lebih jauh, memberikan dampak positif bagi ekonomi masyarakat sekitar.

“Kami berharap usaha ini terus maju dan Desa Sanahu dikenal sebagai pusat penghasil VCO di Maluku,” tutup Bapa Poly.

Editor: Ifta

Exit mobile version