Kebakaran Kamp Pengungsi Rohingya Diduga Akibat Sabotase

Bangladesh, Deras.id – Kebakaran terjadi di tempat pengungsian Rohingya di Bangladesh diduga akibat tindakan Sabotase yang terencana. Hal itu diungkapkan oleh panel pemerintah yang menyelidiki peristiwa ini.

“Kebakaran itu merupakan tindakan sabotase yang terencana,” kata Abu Sufyan, kepala komite penyelidikan, dikutip dari aljazeera.com, Senin (13/3/2023).

Kepala komite itu menambahkan kobaran api terjadi di beberapa tempat pada waktu yang sama, membuktikan bahwa itu adalah tindakan yang direncanakan. Bahkan, itu adalah upaya yang disengaja untuk membangun supremasi di dalam kamp oleh kelompok-kelompok tertentu.

“Setidaknya lima tempat terbakar dalam waktu singkat. sehari sebelum kebakaran, terjadi baku tembak dan bentrokan untuk memperebutkan dominasi di kamp tersebut. Beberapa orang di kamp melarang pengungsi menyiramnya, membiarkan api membakar tempat penampungan,” tambahnya.

Diketahui, lebih dari satu juta Rohingya tinggal di puluhan ribu gubuk yang terbuat dari bambu dan terpal plastik tipis di kamp-kamp di perbatasan Cox’s Bazar yang sebagian besar melarikan diri dari penumpasan yang dipimpin militer di Myanmar pada tahun 2017.

Kemudian penduduk setempat mengatakan insiden itu adalah sebagai tanda meningkatnya perang antara kelompok-kelompok di kamp pengungsi terbesar di dunia itu.

“Kami merekomendasikan penyelidikan lebih lanjut oleh lembaga penegak hukum untuk mengidentifikasi kelompok di balik insiden itu,” kata penduduk setempat yang tidak disebutkan namanya seraya menambahkan bahwa laporan tersebut berdasarkan masukan dari 150 saksi.

Panel juga merekomendasikan pembentukan unit pemadam kebakaran terpisah untuk kamp-kamp Rohingya. Setiap blok kamp Rohingya perlu diperlebar untuk menampung kendaraan dinas pemadam kebakaran dan pembangunan tangki air, kemudian kamp harus menggunakan bahan yang tidak mudah terbakar di tempat penampungan.

Mohammed Rezuwan Khan, seorang aktivis hak-hak pengungsi di kamp tersebut mengatakan kebakaran itu tidak disengaja, tetapi disengaja dilakukan oleh salah satu kelompok.

“Kelompok-kelompok yang disebut pejuang kemerdekaan, dari dalam Rohingya telah memanfaatkan kerentanan kami. Mereka tidak ingin kamu bertahan hidup dengan damai karena ada dalang dari luar negeri di belakang mereka,” katanya.

Saat ini, lebih dari 12.000 orang kehilangan tempat berlindung. Lebih dari 2.800 tempat tinggal dan 90 fasilitas termasuk rumah sakit dan pusat pembelajaran hancur dalam kebakaran tersebut.

Untuk diketahui, kebakaran sering terjadi di kamp yang penuh sesak dengan struktur daruratnya. Kebakaran besar terjadi pada Maret 2021 menewaskan sedikitnya 15 pengungsi dan menghancurkan lebih dari 10.000 rumah.

Penulis: Andre l Editor: Saiful

Exit mobile version