Gunungkidul, Deras.id – Kasus penyakit yang diakibatkan oleh bakteri leptospira atau leptospirosis di Kabupaten Gunungkidul melonjak signifikan pada tiga bulan pertama tahun 2023. Saat ini, tercatat 29 kasus leptospirosis dengan korban meninggal dunia sebanyak dua orang.
“Lonjakan terbanyak pada Maret ini karena hampir mencapai 25 kasus. Untuk itu, kami mengimbau masyarakat mewaspadai kasus leptospirosis,” kata Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty, Minggu (12/3/2023).
Irawaty menyebut, jumlah kasus leptospirosis pada bulan Maret 2023 ini sudah hampir menyamai total kasus pada 2022. Sehingga pihaknya meminta agar upaya pencegahan penyakit tersebut harus dimaksimalkan.
“Jumlahnya hampir menyamai kasus di 2022. Jadi upaya pencegahan harus dimaksimalkan,” tambahnya.
Kasus leptospirosis terbanyak berada di zona utara Gunungkidul, yakni Kapanewon/Kecamatan Nglipar dan Gedangsari. Di wilayah tersebut, terdapat dua warga yang meninggal dunia.
“Kasusnya paling banyak di Kapanewon Nglipar. Untuk yang meninggal berasal dari Kapanewon/Kecamatan Nglipar dan Gendangsari,” tutur Irawaty.
Lebih lanjut, Irawaty menerapkan pola hidup bersih dan sehat menjadi kunci untuk mencegah penularan penyakit leptospirosis tersebut. Ia juga mengimbau kepada para petani yang beraktivitas di sawah atau ladang agar memakai alat pelindung diri.
“Upaya pencegahan dilakukan dengan terus menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Selain itu, pada saat beraktivitas di sawah atau ladang diminta memakai alat pelindung diri,” pungkasnya.
Selain itu, Anggota Komisi D DPRD Gunungkidul, Ari Siswanto mengatakan kasus leptospirosis harus menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten. Pihaknya meminta agar sosialisasi pencegahan leptospirosis harus segera dilaksanakan.
“Semoga dengan aksi nyata dalam pencegahan membuat penyebaran bisa terkendalikan. Kami minta sosialisasi pencegahan leptospirosis juga menjadi prioritas,” kata Ari.
Perlu diketahui, Leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans yang disebarkan melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi bakteri tersebut. Beberapa hewan yang bisa menjadi perantara penyebaran Leptospirosis adalah tikus, sapi, anjing, dan babi.
Sedangkan gejala penyakit leptospirosis yang dapat dirasakan oleh pasien yang terjangkit adalah gejala demam mendadak, lemah, mata merah, kekuningan pada kulit, sakit kepala, dan nyeri otot betis.
Penulis: Kusairi | Editor: Saiful