Kasus Cacar Monyet Meningkat, Menkes: Penularan Lokal

Jakarta, Deras.id – Kasus cacar monyet atau Monkeypox di Indonesia tedus mengalami peningkatan. Tercatat hingga Senin (6/11/2023), 34 kasus cacar monyet teridentifikasi terjadi di wilayah Banten, Jakarta dan Jawa Barat.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkap, 34 kasus cacar monyet yang terjadi dalam Rapat Kerja Program Prioritas Nasional dan Perkembangan Peraturan Pelaksanaan UU Kesehatan dengan Komisi IX DPR RI, Selasa (7/11/2023) kemarin.

“Udah menyebar dari Jakarta ke Banten dan Jawa Barat. Ini tahun lalu naik di seluruh dunia, Monkeypox ini. Indonesia cuma kena satu imported case dari Singapura. Tapi yang sekarang di Jakarta itu penularan lokal,” terang Budi kepada awak media di Senayan, Selasa (7/11/2023) kemarin.

Budi menjelaskan bahwa penyebaran penyakit cacar monyet yang terjadi di Indonesia mayoritas melalui aktivitas seksual menyimpang, lelaki seks lelaki (LSL) dan para pengidap HIV.

Dia menjelaskan rata-rata pengidap cacar monyet adalah laki-laki dengan rentang usia 18 hingga 49 tahun.

“Karena perilaku LSL-nya itu ganti-ganti,” tutur Budi.

Budi menyampaikan meskipun kasus cacar monyet mengalami peningkatan, kasus yang terjadi di Indonesia masih dapat tertangani. Mengingat hingga hari ini belum ada pengidap cacar monyet yang meninggal dunia akibat virus yang berasal dari Nigeria tersebut.

Menkes juga menyampaikan bahwa gejala yang dialami para penderita cacar monyet pada umumnya mengalami gejala demam, ruam, lesu, sakit tenggorokan, hingga menggigil. Terkonfirmasi, dari 34 kasus yang terindentifikasi sebanyak 26 kasus dengan status pengidap HIV, dan 8 sisanya non HIV. 

Budi menuturkan bahwa pihaknya melakukan proses pencatatan para pengidap secara rahasia. Hal itu dilakukan untuk mengurangi pelabelan stigma kepada para pengidap yang dikhawatirkan dapat mengganggu proses penyembuhannya.

“Jadi ini tidak terlalu high profile ini kita kerja di bawah aja diam-diam, dengan kelompok sosial masyarakat yang memang masuk di bidang ini, karena takutnya memberikan stigma sehingga tidak efektif intervensi kesehatannya,” ujarnya.

Sebagai bentuk pencegahan penyebaran kasus cacar monyet, Kementerian Kesehatan telah melakukan pengadaan obat dan vaksin yang diperkirakan telah tersedia di Indonesia pada akhir November 2023 mendatang. 

Penulis: Fausi | Editor: Rifai

Exit mobile version