Jokowi Ungkap Pernah dapat Ancaman Kudeta Saat Akuisisi Freeport

Jakarta, Deras.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengejutkan publik dengan pernyataan terkait ancaman kudeta yang pernah ia terima saat proses akuisisi PT Freeport Indonesia.

Dalam sebuah wawancara khusus yang ditayangkan oleh salah satu stasiun televisi nasional, Jokowi mengungkapkan bahwa pada saat Indonesia bernegosiasi untuk mengambil alih mayoritas saham Freeport pada 2018, ia mendapatkan tekanan besar, termasuk ancaman kudeta dari pihak-pihak yang tidak setuju dengan langkah tersebut.

“Saat proses akuisisi Freeport, ancamannya luar biasa. Bahkan ada yang mengatakan, kalau langkah ini terus dilanjutkan, saya bisa dikudeta,” ungkap Jokowi dengan nada serius.

Namun, ia menegaskan bahwa ancaman tersebut tidak menyurutkan tekadnya untuk memastikan bahwa sumber daya alam Indonesia, termasuk tambang emas dan tembaga terbesar di dunia itu, kembali ke tangan bangsa sendiri.

Proses negosiasi yang panjang dan penuh tantangan itu berujung pada keberhasilan Indonesia menguasai 51% saham PT Freeport Indonesia.

Akuisisi ini dianggap sebagai salah satu pencapaian besar pemerintahan Jokowi dalam mengembalikan kendali atas sumber daya alam yang selama puluhan tahun dikuasai oleh perusahaan asing.

Jokowi juga mengungkapkan bahwa keputusan tersebut bukan hanya berdampak pada sektor ekonomi, tetapi juga menegaskan kedaulatan Indonesia atas aset-aset strategisnya.

“Ini bukan hanya tentang uang atau ekonomi. Ini soal kedaulatan kita. Kalau kita biarkan, kapan lagi kita bisa menguasai kekayaan kita sendiri?” tambahnya.

Meskipun ancaman kudeta yang disebut Jokowi tidak diuraikan secara rinci, pernyataannya menambah lapisan baru pada pemahaman publik mengenai tantangan besar yang dihadapi pemerintah dalam mengambil langkah-langkah strategis untuk kepentingan nasional.

Pengambilalihan Freeport sendiri memberikan dampak besar bagi perekonomian Indonesia, terutama bagi wilayah Papua, di mana tambang tersebut beroperasi. Sejak akuisisi, kontribusi pendapatan negara dari sektor pertambangan Freeport meningkat, dan pemerintah juga terus mendorong hilirisasi tambang agar memberikan nilai tambah lebih besar bagi Indonesia.

Pernyataan Jokowi ini menjadi sorotan publik, mengingat selama ini proses akuisisi Freeport lebih banyak diberitakan dari sisi ekonomi dan diplomasi, tanpa banyak mengungkap ketegangan politik di balik layar.

Editor : Dinda

Exit mobile version