Jokowi Persiapkan 10 Juta Barel Minyak sebagai Cadangan Antisipasi Krisis Energi

Jakarta, Deras.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan langkah strategis untuk memperkuat ketahanan energi nasional dengan mempersiapkan cadangan minyak sebesar 10 juta barel.

Langkah ini diambil sebagai antisipasi terhadap potensi krisis energi global yang dipicu oleh ketidakstabilan geopolitik dan fluktuasi harga minyak dunia. Dalam pernyataannya di Istana Negara, Jokowi menjelaskan bahwa cadangan minyak tersebut akan ditempatkan di berbagai lokasi strategis di seluruh Indonesia.

“Kita harus siap menghadapi segala kemungkinan. Dengan adanya cadangan ini, kita bisa memastikan bahwa pasokan energi dalam negeri tetap aman dan stabil, meskipun terjadi gangguan pasokan dari luar,” ujar Jokowi.

Program ini juga merupakan bagian dari rencana jangka panjang pemerintah untuk mencapai ketahanan energi yang lebih mandiri. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah telah gencar melakukan diversifikasi sumber energi, termasuk pengembangan energi baru dan terbarukan, serta peningkatan efisiensi energi di sektor industri dan transportasi.

Namun, Jokowi menekankan bahwa minyak masih memegang peran penting dalam memenuhi kebutuhan energi nasional saat ini.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, menjelaskan bahwa 10 juta barel minyak tersebut akan disimpan dalam fasilitas penyimpanan yang telah dipersiapkan dan dijaga ketat.

“Pemerintah telah melakukan kajian mendalam untuk memastikan kapasitas penyimpanan yang aman dan dapat diakses dengan cepat jika dibutuhkan. Cadangan ini akan menjadi penyangga penting dalam situasi darurat,” jelas Arifin.

Kebijakan ini mendapat dukungan dari berbagai kalangan, termasuk para pelaku industri dan pakar energi. Mereka melihat langkah ini sebagai bentuk kesiapan pemerintah dalam menghadapi ketidakpastian global yang semakin meningkat, terutama di sektor energi.

“Ini adalah keputusan yang tepat, mengingat ketergantungan Indonesia pada impor minyak. Dengan cadangan ini, kita bisa mengurangi risiko terhadap volatilitas pasar internasional,” kata Pri Agung Rakhmanto, seorang analis energi.

Namun, ada pula yang mengingatkan bahwa kebijakan ini harus diiringi dengan upaya lebih lanjut untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

“Kita perlu terus mendorong transisi ke energi terbarukan agar ketahanan energi jangka panjang dapat tercapai,” ungkap Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR).

Sebagai bagian dari langkah ini, pemerintah juga berencana memperkuat kerja sama internasional untuk memastikan akses pasokan minyak yang lebih aman dan berkelanjutan.

Selain itu, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas harga energi di dalam negeri, terutama untuk melindungi masyarakat dari dampak lonjakan harga bahan bakar yang dapat terjadi sewaktu-waktu.

Dengan adanya cadangan minyak sebesar 10 juta barel ini, Indonesia diharapkan dapat menghadapi potensi krisis energi dengan lebih percaya diri, sambil terus mendorong inovasi dan pengembangan sektor energi untuk masa depan yang lebih berkelanjutan.

Editor : Dinda

Exit mobile version