Moskow, Deras.id – Rusia melakukan serangan udara terbaru ke Ukraina saat Moskow bersiap untuk merayakan hari kemenangan. Serangan tersebut berpusat di kota Kyiv yang telah merusak fasilitas dan infrastruktur Ukraina.
“Ada warga sipil yang tewas dan terluka, gedung-gedung tinggi, rumah-rumah pribadi, dan infrastruktur sipil lainnya rusak,” kata Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina, seperti dikutip dari aljazeera.com, Senin (8/5/2023).
Serangan itu juga menandai peringatan menyerahnya Jerman Nazi kepada Uni Soviet pada akhir Perang Dunia II, yang dikenal dengan sebutan Perang Patriotik Raya.
Moskow yang meluncurkan lusinan rudal dan pesawat tak berawak, telah melukai sedikitnya lima orang menurut Walikota Kyiv Vitali Klitschko. Ia juga menambahkan bahwa rudal Rusia juga menargetkan gudang yang penuh dengan makanan.
Sementara, komando militer utama Ukraina mengkonfirmasi pihaknya telah menghancurkan 35 drone Shahed buatan Iran. Hal itu dilakukan di tengah kekhawatiran tentang keselamatan di pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia yang terbesar di Eropa.
Selain di Kyiv, Moskow juga mengintensifkan penembakan terhadap Bakhmut yang hancur, menurut jenderal Ukraina yang bertanggung jawab atas pertahanan kota. Menurutnya, penembakan ke Bakhmut untuk mengunci keuntungan menjelang liburan 9 Mei. Dikenal sebagai kota tambang garam, Rusia jadikan Bakhmut sebagai target utama untuk mengamankan kemajuan timurnya.
Kemudian, administrasi militer Kyiv mengatakan bahwa di distrik Shevchenkivskyi pusat kota, puing-puing pesawat tak berawak telah menghantam gedung dua lantai dan juga jatuh ke landasan pacu bandara Zhuliany. Bahkan suara ledakan juga terdengar di wilayah selatan Kherson dan di wilayah tenggara, tempat kompleks nuklir Zaporizhzhia berada.
Untuk diketahui, Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional Rafael Grossi telah melakukan segala cara membujuk pejabat Rusia dan Ukraina untuk membangun zona perlindungan di sekitar pabrik dalam upaya mengurangi bahaya bencana. Pembangkit nuklir membutuhkan daya konstan untuk menjalankan sistem pendingin, dan pembangkit listrik Zaporizhzhia telah dimatikan enam kali sejak pertempuran dimulai.
Penulis: Andre l Editor: Saiful