Jakarta, Deras.id- Indonesia kembali akan menjamu Iraq pada lanjutan babak kedua kualifikasi Piala Dunia 2026, di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Kamis (6/6/2024) pukul 16.00 WIB.
Duel tersebut akan menjadi pembuktian berhasil atau tidaknya proyek naturalisasi Shin Tae-yong. Pasalnya pertemuan tersebut akan menjadi penampilan pertama Timnas dengan kekuatan penuh pemain naturalisasi serta dengan persiapan yang terbilang cukup matang.
Kekuatan Indonesia jelas jauh berbeda dengan pertemuan pertama saat indonesia di cukur 5-1 oleh Iraq. Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong mengakui bahwa Irak adalah tim yang lebih kuat dari Garuda. Tapi ia merasa sekarang adalah waktu yang tepat untuk meraih kemenangan atras iraq.
“Irak merupakan tim yang baik dan pastinya lebih kuat dibanding Indonesia, tetapi sekarang sudah waktunya kita bisa coba untuk meraih kemenangan,” kata Shin Tae-yong saat memberikan keterangan, Rabu (5/6).
“Jadi yang penting, para pemain bisa bermain dengan percaya diri. Mungkin saja bisa membawa hasil yang baik,” ujarnya menambahkan.
Meninjau pada sejarah, terakhir kali Irak kalah dari Indonesia pada tahun 2000. Di Piala Kemerdekaan 2000, Indonesia bisa mengalahkan Irak 3-0. Setelah itu, Indonesia selalu kalah dalam empat pertandingan melawan Irak. Lions of Mesopotamia membobol gawang Indonesia sebanyak 14 kali dan hanya kebobolan dua gol.
Namun sekali lagi, skuad Garuda hari ini benar-benar jauh berbeda dengan pertemuan-pertemuan sebelumnya. Pneampilan impresif yang ditunjukan saat menggulung Vietnam menjadi sinyal peringatan kepada Iraq. Bahwa pada pertandingan pamungkan besok, determinasi Timnas Indonesia bisa saja meredam permainan agresif Iraq.
Timnas Indonesia juga sendang berada pada penampilan terbaiknya. Dalam empat pertandingan kandang terakhir, skuad Garuda memetik tiga kemenangan dan satu hasil imbang. Indonesia mampu mencetak sembilan gol dan bersih dari kebobolan dalam empat pertandingan. Hasil tersebut menjadi modal yang baik untuk timnas Indonesia dalam melawan Irak.
Penulis: Rizal I Editor: Rifai