BeritaNasional

Indonesia Diprediksi Dilanda Gelombang Panas 4 Bulan Lagi, Begini langkah dan Persiapan Pemerintah

Jakarta, Deras.id – Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) merespons peringatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait potensi kondisi cuaca dan iklim yang akan menghampiri Indonesia. Kondisi tersebut berdampak pada ketersediaan pangan di dalam negeri.

“Banyak negara yang sebelumnya ekspor beras menjadi dipakai untuk dirinya sendiri. Negara kita juga sama, perkiraan dari BMKG nanti Juli, Agustus, September, Oktober dan mudah-mudahan enggak terus itu akan ada gelombang panas, kekeringan, yang itu harus diantisipasi. Oleh sebab itu disiapkan dulu antisipasinya, yang namanya pompanisasi,” kata Presiden RI, Jokowi dalam siaran pers dikutip Deras.id, Kamis (27/6/2024).

Gelombang panas tersebut dapat menurunkan produktivitas pertanian di berbagai negara. Jokowi menyampaikan hampir di semua negara produksi pertanian makanan pokoknya mengalami penurunan, termasuk beberapa negara yang makanan pokoknya adalah nasi, produksi berasnya pun ikut anjlok.

Baca Juga:  TNI Diserang KKB di Puncak Papua, Seorang Prajurit Gugur

“Jadi hampir semua negara terkena gelombang panas kekeringan panjang sehingga semua negara produktivitasnya turun, produksi beras turun,” ujar Jokowi.

Melalui kebijakan pompanisasi, pemerintah akan menyalurkan puluhan ribu unit pompa ke seluruh Indonesia. Menurutnya, pompa tersebut dapat meningkatkan frekuensi panen.

“Ya yang dulunya dua (kali panen) bisa jadi tiga. Yang sebelumnya satu (kali panen) bisa jadi dua atau tiga,” tutur Jokowi.

Pompanisasi di seluruh tanah air akan melibatkan distribusi awal sebanyak 20 ribu unit pompa, yang kemudian akan ditingkatkan menjadi sekitar 70 ribu unit. Pemerintah telah mendistribusikan 31 pompa di Kotawaringin Timur yang bisa mengairi 435 hektare dari total 7.600 hektare potensi sawah tadah hujan yang ada.

Jokowi menyampaikan, Kementerian Pertanian akan berupaya memenuhi kebutuhan pompa secara keseluruhan untuk memastikan seluruh area dapat tercukupi.

Baca Juga:  PKB: Pasangan Prabowo-Muhaimin Didukung Para Kiai

Diketahui, dalam Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian II Juni 2024 yang dirilis 22 Juni2024, BMKG menyampaikan sebanyak 44 persen atau 309 Zona Musim (ZOM) telah memasuki musim kemarau 2024. Sementara 40 persen atau 277 ZOM mengalami musim hujan, sedangkan 16 persen atau 113 ZOM lainnya mengalami tipe 1 musim.

“ZOM yang diprediksi akan masuk musim kemarau pada periode Juni III – Juli II 2024 adalah sebagian besar Pulau Sumatra, sebagian Banten, sebagian Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah, sebagian Kalimantan Barat, sebagian Kalimantan Selatan, sebagian Kalimantan Timur, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Tenggara dan sebagian Maluku dan Papua,” sebut BMKG.

Berdasarkan pemutakhiran tanggal 20 Juni 2024 yang berlaku untuk Dasarian III Juni 2024, BMKG pun mengeluarkan peringatan dini kekeringan meteorologis. Klasifikasi peringatan dini yang diberlakukan, yakni waspada untuk beberapa kabupaten/ kota di provinsi Jawa Barat dan siaga untuk beberapa kabupaten di provinsi Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan NTT.

Baca Juga:  Sejumlah Pemimpin Dunia Tiba di Bali, Persiapan KTT G20 Besok

Penulis: Risca l Editor: Ifta

Related Articles

Back to top button

Adblock Detected

Mohon Matikan AdBlock di Browser Anda