Impor Gandum dan Gula Melonjak Drastis, Ini Penyebabnya!

Jakarta, Deras.id – Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan menyampaikan bahwa kini impor gandum dan gula mengalami lonjakan yang cukup drastis. Jumlah gandum yang diimpor meningkat hingga 13 juta ton per tahun dan impor gula hampir 6 juta ton per tahun. 

“Dulu 2004 kita impor gandum kira-kira 3 juta ton, sekarang kita impor gandum 13 juta ton,” tutur Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan kepada wartawan dikutip Deras.id, Jumat (16/6/2023).

Impor tersebut lebih tinggi dari pada saat Zulkifli masih menjabat sebagai anggota Komisi VI DPR RI. Jumlah impor sebesar 3 juta ton saja sering kali berselisih pendapat dengan Menteri Perdagangan pada masa itu, Mari Elka Pangestu.

Jumlah gandum yang diimpor terus mengalami kenaikan setiap tahunnya.

“Saya ambil contoh, waktu Pak Nusron jadi Komisi VI, saya juga anggota DPR. Kami dulu sering bertengkar sama Bu Mari (Mari Elka Pangestu), oh berantem terus itu,” kata Zulkifli Hasan.

Sedangkan impor gula juga ikut mengalami kenaikan cukup tinggi dari pada 2004. Sebelumnya, pemerintah hanya impor gula sebanyak 1 juta ton, Namun sekarang total impor sebanyak 6 juta ton per tahun,

“Jadi banyak sekali, semakin bergantung, kan trennya semestinya menurun tapi ini nggak, semakin besar,” ujar Zulkifli Hasan.

Selain gandum dan gula, impor komoditas buah dan sayur juga mengalami peningkatan. Impor buah sebelumnya hanya 50 ribu ton, namun kini impor buah sudah 1 juta ton. 

Pemerintah sebelumnya hampir tidak mengimpor komoditas sayur-sayuran, misal ada hanya sedikit sekali. Akan tetapi, sayur-sayur di Indonesia kini sudah banyak yang diimpor. Bahkan mencapai 90 persen dari total sayur yang dijual di supermarket. 

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Zulkifli untuk mengendalikan jumlah impor yang terus mengalami kenaikan. Pemerintah membatasi jumlah impor untuk sejumlah komoditas guna menuju visi misi Indonesia 2045.

“Saya diperintahkan oleh Presiden untuk mengendalikan impor, kalau ekspor harus semudah-mudahnya, tidak boleh ada hambatan dalam ekspor. Nah ini yang kira-kira perlu dikendalikan dan ditata untuk menuju visi Indonesia 2045. Kita harus menata impor dan menggalakan ekspor kita,” ucap Zulkifli Hasan.

Penulis: Risca l Editor: Rifai

Exit mobile version