BeritaNasional

Identitas 4 Korban Dukun Mbah Slamet Terungkap, 8 Jenazah Masih Misteri

Semarang, Deras.id – Polda Jateng berhasil mengidentifikasi 4 dari 12 korban pembunuhan yang dilakukan dukun pengganda uang Slamet Tohari alias Mbah Slamet di Banjarnegara.

Polda Jateng kemudian membuka posko orang hilang untuk menyampaikan data dan informasi empat korban yang berhasil diidentifikasi serta mencari keluarga korban lainnya yang belum teridentifikasi.

“Polda Jateng telah bikin posko, sudah ada 17 laporan terkait keluarganya yang hilang. Dan ini sudah saya geser ke Banjarnegara untuk melakukan cek. Baik DNA dan sebagainya,” kata Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi saat konferensi pers, Kamis (6/4/2023) lalu.

Keempat korban yang berhasil diidentifikasi oleh kepolisian diantaranya adalah Paryanto (53) warga Sukabumi Jawa Barat, pasangan suami istri yakni Irsad (43) dan Wahyu Triningsih (40) warga Pesawaran Lampung, serta Mulyadi Pratama (46) warga Palembang Sumatera Selatan.

Baca Juga:  Terjebak 94 Jam, Korban Gempa Turki Bertahan dengan Minum Air Kencing

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jateng, Kombes Pol Iqbal Alqudusy menerangkan bahwa para korban yang telah teridentifikasi selanjutnya dilakukan proses autopsi. Pasca dilakukan autopsi, jenazah para korban tersebut diserahkan kepada keluarganya.

“Pada Senin (3/4/2023) sekitar pukul 20.00 setelah proses autopsi terhadap jenazah selesai dan dicocokkan dengan keterangan pihak keluarga selanjutnya jenazah diserahkan ke keluarga korban,” kata Iqbal kepada wartawan, Jumat (7/4/2023) kemarin.

Sementara ini, pihak kepolisian terus melakukan penyidikan lebih dalam kepada Tohari alias mbah Slamet. Polisi juga masih berupaya melakukan proses identifikasi terhadap delapan jenazah lain yang menjadi korban aksi kekejaman sang dukun.

“Korban yang belum teridentifikasi sebanyak delapan jenazah,” terang Iqbal.

Para tersangka yakni Tohari alias Mbah Slamet dan Budi (asisten Mbah Slamet) selanjutnya dijerat Pasal 338 dan Pasal 340 KUHP dengan ancaman maksimal hukuman mati.

Baca Juga:  Pertama dalam Sejarah, Perawat Inggris Berbondong-Bondong Mogok Kerja

Penulis: Fausi | Editor: Rifai

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Adblock Detected

Mohon Matikan AdBlock di Browser Anda