Jakarta, Deras.id – Pemerintah melalui sidang isbat awal Zulhijah menetapkan hari raya Idul Adha 1445 H/2024 M pada tanggal 17 Juni 2024. Sementara itu, Otoritas Arab Saudi menetapkan Hari Raya Idul Adha 1445 H/2024 M pada tanggal 16 Juni 2024.
“Itu bagian dari sebuah proses enggak jadi masalah dan kita tetap pada kriteria Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS) dan sudah disepakati bahwa tidak hal yang menjadi masalah utama, insya Allah,” kata Wakil Menteri Agama (Wamenag), Saiful Rahmat Dasuki kepada wartawan dikutip Deras.id, Senin (10/6/2024).
Keputusan tersebut berdasarkan hasil pemantauan hilal di 114 titik di seluruh wilayah Indonesia. Kemudian, dilanjutkan dengan rapat sidang isbat yang tertutup untuk umum.
Berdasarkan kriteria MABIMS, hilal dapat teramati jika bulan memiliki ketinggian minimal 3 derajat dan elongasinya minimal 6,4 derajat. Keputusan pemerintah ini sama dengan penetapan Muhammadiyah, dan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama (Menag), Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPANRB) (SKB 3 Menteri).
Sementara itu, Otoritas Arab Saudi melakukan pemantauan hilal bulan Dzulhijjah 1445 H di beberapa daerah. Awal bulan haji ini akhirnya terlihat.
Perbedaan waktu tersebut terjadi karena perbedaan letak geografis kedua negara. Hal tersebut menyebabkan terjadinya perbedaan derajat maupun elongasi pada bulan.
“Salah satunya kondisi alam yang berbeda, kan wilayah kita (letaknya) berbeda itu, elongasi dan lain-lain,” tutur Saiful Rahmat Dasuki.
Meskipun terjadi perbedaan waktu, namun seluruh organisasi masyarakat (ormas) RI sepakat bahwa 1 Zulhijah jatuh pada 8 Juni 2024. Oleh sebab itu, di Indonesia tidak ada perbedaan Hari Raya Idul Adha.
“Tapi yang pertama perlu kita sadari dan kita syukuri kepada Allah SWT bahwa kita umat islam Indonesia seluruh ormas-ormas islam sepakat bahwa 1 Zulhijah jatuh esok hari dan Idul Adha yang insyaallah akan kita ramaikan sebagai hari raya kurban akan kita langsungkan pada 17 Juni 2024,” jelas Ketua Majelis Ulama Indonesia, Abdullah Jaidi.
Terkait perbedaan waktu, pihaknya juga menyampaikan bahwa tidak akan mengusik jalannya ibadah.
“Memang mungkin dari pers itu banyak mendengar bahwa Saudi Arabia sudah menetapkan 1 Zulhijah itu dini hari (yaitu) kemarin dan Idul Adhanya tanggal 16. Bagi kita itu selisih antarnegara yang terjadi tidak mengusik perbedaan di tengah-tengah. Mungkin ada saudara-saudara kita yang mengikuti dengan istilah puasa pada hari arafah,” ucap Abdullah Jaidi.
Penulis: Risca l Editor: Ifta